MADANINEWS.ID, RIYADH – Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman hari Rabu (18/9) mengatakan bahwa kerajaan tersebut tidak akan mengakui Israel, tanpa sebuah negara Palestina dan mengutuk dengan keras “kejahatan pendudukan oleh Israel” terhadap rakyat Palestina.
“Kerajaan tidak akan berhenti dalam upayanya yang tanpa lelah menuju pendirian sebuah negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan kami memastikan bahwa kerajaan Arab tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel tanpa hal itu,” kata pangeran yang dikenal dengan nama MbS itu.
Setelah meletusnya perang Oktober lalu antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas, yang menguasai Gaza, Arab Saudi menunda rencana yang didukung AS bagi kerajaan itu untuk menormalisasi hubungan mereka dengan Israel, dua sumber yang dekat dengan Riyadh mengatakan hal itu awal tahun ini, sebuah penataan ulang diplomatik dengan cepat.
MbS, penguasa defacto Arab Saudi, telah mengatakan hanya beberapa pekan sebelum perang itu pecah, bahwa Riyadh telah semakin dekat ke sebuah kesepakatan.
Dua sumber mengatakan kepada Reuters, akan ada sebuah penundaan dalam pembicaraan yang didukung AS dalam normalisasi hubungan Saudi-Israel, yang dipandang menjadi sebuah langkah kunci bagi kerajaan itu untuk mengamankan apa yang dianggap sebagai hadiah nyata dari pakta pertahanan AS sebagai imbalannya.
MbS menyampaikan pesan itu dalam pidato tahunan kepada Dewan Syuriah yang merupakan lembaga penasihat, yang dia sampaikan atas nama ayahnya, Raja Salman.
Dewan itu telah diambil sumpahnya sebelum MbS menyampaikan pidatonya pada Rabu.