MADANINEWS.ID, JEDDAH – Menteri Haji dan Umrah Dr. Tawfiq Al-Rabiah menegaskan kembali komitmen Pemerintah Arab Saudi untuk menghadirkan solusi teknologi dan sistem administrasi profesional yang memberikan layanan terbaik bagi jamaah haji.
Dalam sesi diskusi panel bertajuk “Kewirausahaan dan usaha kecil dan menengah dalam melayani para tamu Allah” (Entrepreneurship and small and medium enterprises in serving the guests of God) pada hari kedua Konferensi dan Pameran Haji dan Umrah (Hajj and Umrah Conference and Exhibition )di Jeddah pada hari Selasa (09/01), Al-Rabiah menyoroti upaya kementerian untuk meningkatkan jumlah inisiatif yang tersedia. Kepada pengusaha, Inisiatif ini bertujuan untuk memfasilitasi penyediaan layanan bimbingan dengan memastikan kehadiran pendamping yang mahir dalam berbagai bahasa untuk membantu para jamaah.
“Selama tahun 2023, Kerajaan Arab Saudi menjadi tuan rumah bagi 13.550.000 jamaah umrah yang datang dari luar Kerajaan untuk pertama kalinya dalam sejarah, peningkatan sebesar lima juta dan angka tersebut melebihi 58 persen dibandingkan tahun 2019. Hal ini dianggap sebagai pertumbuhan tinggi yang membuat kita berusaha memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para tamu Tuhan,” ujarnya seperti dilansir dari Saudi Gazette Rabu (10/01).
Al-Rabiah menekankan bahwa salah satu program Visi 20230 yang penting adalah program ‘Doyof Al Rahman’, yang merupakan salah satu pilar dasar tujuan program Vision dengan memperkaya pengalaman, termasuk peran pelaku bisni dalam memberikan layanan istimewa dan luar biasa kepada para Tamu Allah, karena angka-angka ini merupakan peluang besar dan menakjubkan bagi semua pengusaha.
Salah satu inisiatif besar yang disebutkan adalah aplikasi Nusuk, yang bertujuan untuk menjadi aplikasi utama layanan haji melalui Program Pelayanan Tamu Tuhan.
Al-Rabiah mengajak para pengusaha untuk berkolaborasi dengan aplikasi tersebut dan mengusulkan berbagai layanan yang dapat diintegrasikan, seperti layanan asisten pribadi, pemandu wisata, layanan medis keliling, layanan penitipan anak, dan banyak lagi.
Kami menyambut mereka yang ingin membuat aplikasi terpisah atau berkolaborasi dengan kami dalam layanan. Tujuannya adalah untuk mendukung pengusaha dalam memberikan layanan yang luar biasa. Peluangnya luar biasa. Siapa pun inovator layanan yang ingin menambahkannya ke aplikasi Nusuk dipersilakan, ”ujarnya.
Al-Rabiah menambahkan: “Kami dengan senang hati memberikan kesempatan bagi mereka yang ingin menggunakan layanan mereka di platform, serta menawarkan semua insentif dan program yang akan mendukung wirausahawan dalam menghadirkan segala kemungkinan.”
Gubernur Otoritas Umum Usaha Kecil dan Menengah, Sami Al-Husseini menyoroti peran UKM dalam mengisi kesenjangan selama pandemi COVID-19 dan mengumumkan peluncuran Tantangan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) dalam Umrah. Skema ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kerja baru, meningkatkan pengalaman umrah dan membangun saluran inovatif yang berkelanjutan untuk sektor haji dan umrah.
Tantangan ini diluncurkan oleh Monsha’at bekerja sama dengan Kementerian Haji dan Umrah, memberikan kesempatan kepada pengusaha dari Kerajaan, Pakistan, dan Indonesia untuk mengambil bagian.
Diskusi panel di konferensi tersebut juga menyoroti pekerjaan Monsha’at, termasuk menyelenggarakan enam acara untuk wirausaha dan UKM dari lebih dari 40 negara. Jumlah proyek yang didukung oleh Kementerian Haji dan Umrah serta mitranya telah melebihi 2.200 proyek, termasuk proyek dalam tahap inisiasi, kualifikasi, atau penyediaan data.
Abdullah Al-Haqbani, Wakil Presiden Strategi dan Dukungan Bisnis di Program Pengembangan Teknologi Informasi Nasional, membahas tujuan program dalam mengembangkan sektor TI dan menjadikan Kerajaan Arab Saudi sebagai pusat investasi dan inovasi teknologi regional dan internasional.
Untuk memotivasi para inovator, Kementerian Haji dan Umrah mengumumkan penghargaan untuk proyek terbaik dalam pelayanan jamaah, dengan hadiah pertama senilai SR1 juta.
Evaluasi akan didasarkan pada layanan yang diluncurkan pada platform Nusuk, jumlah penerima manfaat, dan dampaknya terhadap jamaah dan pengalaman umrah. Pemenang akan diumumkan tahun depan pada konferensi edisi keempat.
Al-Rabiah berkata: “Ini adalah kesempatan bagi pengusaha untuk melaksanakan proyek mereka. Berdasarkan evaluasi kerja setahun dari sekarang, hasilnya akan diumumkan pada konferensi haji berikutnya. Kami menantikan kreativitas dan keunggulan Anda.”
Diskusi panel kedua, “Membayangkan Pertumbuhan Kota dan Situs Suci di Masa Depan,” mencakup diskusi tentang tantangan dan peluang dalam mengembangkan kota suci Makkah dan Madinah, serta tempat-tempat suci.
Kementerian Haji dan Umrah menargetkan dapat menampung 30 juta jamaah pada tahun 2030 dan 15 juta pengunjung pada tahun depan. Hal ini mencakup penyelesaian tantangan infrastruktur dan perbaikan gerbang penerimaan di titik masuk ke Kerajaan.
Abdulfattah Mashat, Wakil Menteri Haji dan Hmrah, mengatakan bahwa Jumlah yang ditargetkan sangat signifikan, dan akan ada tantangan yang signifikan, termasuk infrastruktur khusus untuk Makkah dan Madinah, serta gerbang penerimaan di titik masuk ke Masjidil Haram. Kerajaan di kota Makkah dan Jeddah.
“Kerajaan telah mendedikasikan seluruh kemampuan material dan intelektualnya untuk pembangunannya dengan memberikan layanan istimewa bagi para Tamu Tuhan,” ujar dia
Lebih dari 81 pembicara baik dari sektor publik maupun swasta, serta delegasi tingkat tinggi dari lebih dari 70 negara, ambil bagian dalam konferensi tersebut.
Di bawah naungan Raja Salman, Wakil Gubernur Makkah Pangeran Saud bin Mishaal bin Abdulaziz meresmikan konferensi tersebut di Jeddah pada hari Senin.
Acara yang berlangsung selama empat hari ini diselenggarakan oleh Kementerian Haji dan Umrah bekerja sama dengan Pilgrim Experience Program, salah satu program Visi Saudi 2030.