IBADAH.ID, JAKARTA-Kepala Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM), Ajat Sudrajat mengatakan setiap penyelenggaraan ibadah kurban, terbuka pasar hewan yang jelas waktu dan besar kebutuhannya.
Karena itu, menurutnya Program “Kurban Berdayakan Desa” bisa menjadi pedoman para peternak mengembangkan usaha dengan orientasi memenuhi kebutuhan hewan kurban. Permintaan hewan kurban setiap tahun, kata dia juga tumbuh seiring dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteran kaum muslim.
Ajat menjelaskan pada 2012, jumlah kelas menengah muslim sudah mencapai 60 juta jiwa dan akan terus berkembang. Jika ada 10 persen dari 60 juta penduduk tersebut berkurban, maka akan ada kebutuhan hewan kurban sebanyak 6 juta ekor
“Ini pasar yang besar. Peternak kecil harus didorong untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut,” ujar melalui keterangan persnya Sabtu (18/8).
Kebutuhan hewan kurban ini, lanjut Ajat membawa potensi untuk membangun 4.500 titik pusat pengembangan peternakan pada tiap kecamatan di Indonesia.
“Dampaknya akan memberikan pemerataan sentra produksi, pemberdayaan peternak, serta pemerataan pasar hewan,” pungkasnya.
Secara makro akan ada dampak positif lain, yaitu penyeragaman harga di tingkat peternak maupun pasar. Sebelumnya, harga di tingkat peternak biasanya lebih rendah daripada jika sudah berada di pasar.
“Peternak akan semakin bersemangat berproduksi karena pasarnya sudah ada di lokasi produksi. Selain itu, peternak akan mendapatkan harga yang wajar dan adil,” ungkapnya. Tio/Kontributor.