MADANINEWS.ID, MAKKAH – Arab Saudi sedang menjajaki prospek memetakan Masjidil Haram dan halamannya di Makkah menjadi zona-zona berkode untuk memfasilitasi kelancaran akses jemaah dan pekerja.
Dikutip dari saudi gazette pada Senin (15/01), Untuk merealisasikan rencana ini, Otoritas Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Perusahaan Jasa Pos dan Logistik (SPL) Saudi. Penandatanganan tersebut dilakukan di sela-sela Konferensi dan Pameran Pelayanan Haji dan Umrah Tahun 2024.
Berdasarkan MoU tersebut, SPL akan melakukan studi tentang pemetaan Masjidil Haram dan halamannya menjadi zona-zona berkode untuk membantu menentukan lokasi geografis secara akurat dan memfasilitasi deskripsi spasial sehingga dapat memandu jamaah dan pekerja di masjid yang luas dan lokasinya.
Kesepakatan ini juga bertujuan untuk membantu mengukur kinerja, dan distribusi personel yang bekerja berdasarkan kapasitas akomodasi dan operasional, sehingga memastikan standar layanan tertinggi yang diberikan di seluruh masjid.
Patut dicatat bahwa Masjidil Haram menjadi saksi jumlah jamaah umrah tertinggi dalam sejarahnya selama setahun terakhir. Menteri Haji dan Umrah Dr Tawfiq Al-Rabiah baru-baru ini mengatakan bahwa lebih dari 13,5 juta jamaah melakukan umrah pada tahun 2023. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 58 persen, dengan total lima juta lebih banyak jamaah dibandingkan tahun sebelumnya, kata menteri. .
“Saya senang menyampaikan kabar baik yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jumlah jamaah haji tertinggi yang datang dari luar Kerajaan pada tahun 2019 adalah 8,5 juta orang. Tahun ini, dan mengingat fasilitas yang diperkenalkan oleh kepemimpinan Saudi, jumlahnya meningkat menjadi 13.550.000 juta jamaah umrah,” kata al-Rabiah pada sesi pembukaan Konferensi dan Pameran Layanan Haji dan Umrah, yang dimulai di Jeddah Superdome pada Senin (08/01/2024) lalu .
Pemerintah Saudi ingin memastikan pengaturan dan fasilitas yang memungkinkan jamaah haji dan umrah dapat melakukan ibadah mereka dengan mudah dan nyaman.
Arab Saudi, tempat kelahiran Islam, dalam beberapa bulan terakhir telah meluncurkan sejumlah fasilitas bagi umat Islam yang ingin datang ke negara tersebut untuk umrah.
Pemegang visa diizinkan memasuki kerajaan melalui semua jalur darat, udara dan laut.
Dalam langkah fasilitasi baru, Arab Saudi telah mengizinkan warganya mengajukan permohonan untuk mengundang teman-teman mereka di luar negeri untuk mengunjungi kerajaan dan melakukan umrah.
Jamaah haji perempuan tidak lagi diwajibkan didampingi oleh wali laki-laki.
Kerajaan juga mengatakan bahwa ekspatriat yang tinggal di negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk berhak mengajukan visa turis, apa pun profesinya, dan dapat menunaikan umrah. (Abi Jabbar)