MADANINEWS.ID – Demi tampil lebih cantik, banyak wanita yang kemudian melakukan perawatan di salon kecantikan. Sekalipun tak sedikit yang mau merasakan sakit saat melakukan perawatan, namun umumnya mereka lebih senang jika dapat tampil cantik dengan perawatan tanpa rasa sakit atau operasi.
Karena itu banyak kemudian teknik terapi kecantikan baru dihadirkan demi memenuhi keinginan tersebut. Di mana di antaranya adalah sebagaimana yang dilakukan oleh Salma Dian Priharjati, pelopor sekaligus founder dari Dian Kenanga Totok Aura.
Teknik Baru Dian Kenanga Totok Aura
Dian Kenanga Totok Aura (DKTA) adalah sebuah brand therapy kecantikan yang menggunakan teknik baru yaitu teknik therapy khusus untuk kecantikan yang disempurnakan gerakannya dengan menggunakan hawa murni/Chi/Prana/Bio energi atau dalam bahasa awam disebut sebagai Tenaga Dalam. Karena itu, therapist DKTA menjadi wajib berlatih tenaga dalam agar dapat menerapkan teknik therapy yang menjadi standar DKTA.
“Teknik therapy dengan menggunakan tenaga dalam merupakan teknik therapy pertama di Indonesia bahkan di dunia. Karena itu maka brand therapy saya, saya rubah menjadi “Totok Aura”. Konsekuensinya semua therapist yang ada harus mau berlatih tenaga dalam”, kata Salma Dian Priharjati.

Teknik baru ini ternyata diminati. Tidak berlebihan jika sejak usaha pertamanya dijalankan pada tahun 2004 di wilayah jalan Ampera Raya, usahanya terus berkembang. Bahkan pada masa sebelum Pandemi, DKTA dicatat telah mempekerjakan 200 lebih karyawan. Selain itu, DKTA juga memiliki empat gerai milik sendiri. Pada saat ini misalnya, gerai DKTA ada di jalan Ampera Raya dan di Cinere. Gerai di Ampera Raya dapat untuk lelaki dan perempuan. Gerai di Cinere, khusus untuk perempuan.
Usung Konsep One Stop Fun Wellness Services
DKTA selain menghadirkan perawatan totok yang menggunakan titik-titik akupunktur untuk kesehatan juga menghadirkan Spa dan Body Treatment. Ada banyak perawatan totok yang jalankan. Misalnya saja adalah Totok Aura Getar Syaraf, Totok Aura Wajah, dan Totok Aura Tubuh.
Sementara itu untuk Spa dan Body Treatment, DKTA menghadirkan banyak fasilitas lebih selain membuat badan menjadi lebih sehat, vitalitas bertambah, dan muka menjadi bersih bercahaya. Salah satunya misalnya, adalah adanya fasilitas bandrek/jahe/teh panas selepas treatment. Terbaru, DKTA bahkan juga mengusung konsep One Stop Fun Wellness Services. Konsep ini membuat pelanggan yang ada, dapat memilih semua perawatan diri yang diinginkannya. Tentu saja, dengan standar Dian Kenanga Salon.
Dan untuk lebih memudahkan pelanggan berkomunikasi atau berinteraksi serta mendapat informasi yang benar dan tepat, DKTA juga hadir di media sosial. Seperti misalnya di instagram dan facebook.
Menjadi Mualaf Sejak Tahun 1998
Salma Dian Priharjati merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Ia lahir dari keluarga Katolik taat. Ia juga pernah menjadi aktivis Muda Mudi Katolik (Mudika). Fondasi rohani agama Katoliknya semakin kuat, didukung pendidikan sekolah Katolik dari TK hingga SMP.
Sekalipun ia kemudian melanjutkan ke SMA Negeri, namun aktifitas rumah dan sosial tetap kental dengan rohani Katholik. Selepas SMA, ia mengikuti beberapa kursus dan mengambil kuliah diploma (D3) Saint Mary Secretarial School dan Natural Healing Center, sambil bekerja di sebuah Radio Swasta sebagai sekretaris.
Langkah ini diambil sebagai upaya untuk ikut meringankan beban ibunya yang berjuang sendiri menafkahi keluarga karena ayahnya telah meninggal saat ia masih sekolah di SMP. Pengalaman bekerjanya semakin bertambah saat ia ditawari bekerja di sebuah perusahaan percetakan yang merupakan group perusahaan besar skala nasional.

Sekitar tahun 1993 melalui kawannya, ia ditawari menjadi Retail Dealer Sepatu Bata. Dan pada tahun 1998, ia memutuskan untuk menjadi Mualaf. Keputusannya membuatnya sempat terpuruk. Hanya kesabaran dan keteguhan yang membuatnya terus bertahan. Berkat pertolongan Allah, sekitar tahun 1999, ia mendapat tawaran bekerja menjadi pengelola gym yang berpartner dengan Ade Rai di bilangan Mangga Dua, dari sepupunya. Dari sini, ia kemudian mendapat tawaran lain dari seorang rekan untuk menjadi manager sebuah gerai kecantikan yang berlokasi di wilayah Kebayoran Baru.
Karena keberhasilannya meningkatkan revenue gerai, CEO Perusahaan yang membawahi gerai tersebut kemudian mengangkatnya menjadi Direktur Utama salah satu anak perusahaan, dan menyerahkan beberapa cabang gerai di bawah kendalinya. Berbekal peran besar ini, ia berinisiatif menghadirkan inovasi baru agar pekerjaan yang dipercayakan kepadanya semakin sukses. Inovasi itu adalah dengan menambah ketrampilan para therapist yang ada dengan pengetahuan akan tenaga dalam, guna mendapat hasil yang lebih maksimal. Sayangnya ide ini ditentang foundernya, yang menyebabkan wewenangnya kemudian dialihkan kepada kolega lainnya.
Memahami situasi yang semakin tidak baik, Salma Dian Priharjati mengambil keputusan mengundurkan diri. Ia merasa inovasi untuk kebaikan perusahaan malah disalahartikan. Untuk itu, ia bertekad mewujudkan idenya. Berbekal modal yang tidak lebih dari 5 juta rupiah, pada tahun 2004 ia menyewa sebuah kamar kost di wilayah jalan Ampera Raya yang bergaya etnik Jawa dengan mengusung Brand “Dian Kenanga Totok Aura” (DKTA). Ternyata, idenya terbukti berhasil.*