IBADAH.ID, Jakarta – Pengembangan Koperasi telah menjadi salah satu bidang yang terus diupayakan pemerintah. Koperasi dinilai merupakan sokoguru untuk memperkokoh perekonomian rakyat dan menjadi dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional. Dan menjelang Hari Ulang Tahunnya yang ke-71 pada 12 Juli mendatang, dukungan terhadap dunia koperasi pun terus digaungkan.
Salah satu dukungannya datang dari penda’i kondang tanah air, Ustadz Yusuf Mansur. Ia bahkan siap membawa gerbong Paytren (perusahaan layanan uang elektronik/e-money yang didirikannya pada 2014) ke ranah koperasi, berikut 3 juta pengguna/mitra Paytren akan diarahkan menjadi anggota koperasi.
“Selamat kepada Koperasi dan akan merayakan HUT-nya ke 71, 12 juli mendatang, dan saya bersyukur dibawah pak Puspayoga, banyak kemajuan yang didapat koperasi dan UKM pada umumnya, terbukti dengan naiknya rasio wirausaha, kontribusi terhadap PDB yang meningkat, turunnya suku bunga KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan terakhir turunnya tarif pajak menjadi 0,5 persen,” kata Yusuf di Jakarta, Rabu (05/07/2018).
Selain merupakan soko guru perekonomian, Yusuf menilai koperasi sangat sesuai dengan konsep uang recehan yang jika disatukan melalui koperasi akan menjadi kekuatan yang dahsyat.
“Sayangnya, sampai saat ini konsep tersebut belum banyak dilakukan di dunia koperasi Indonesia. Koperasi kita masih banyak didominasi koperasi simpan pinjam walaupun itu juga kalau digerakkan bisa jadi gede sekali,” papar Yusuf.
Menurutnya, salah satu hal yang perlu dilakukan untuk mengembangkan dunia koperasi adalah dengan membawa koperasi ke ranah investasi. Ia pun sangat optimis rencana ini bisa berhasil. Karena selain sudah mendapat izin dari otoritas moneter (BI) pihanya juga sudah mendapat ijin dari pengawas jasa keuangan (OJK).
“Dan sekarang saya mendapat dukungan Kemenkop dan UKM, rasanya itu sudah lengkap bagi saya untuk segera memajukan koperasi dengan menjadi investor,” katanya.
Pengguna PayTren yang dirintisnya saat ini tercatat sudah lebih dari 3 juta yang nantinya seluruhnya akan memiliki SID sehingga terhubung dengan Dukcapil agar kemudian masalah big data lebih mudah terselesaikan. “Mereka semua kita jadikan anggota koperasi lalu kita satukan potensi mereka,” pungkasnya.