IBADAH.ID, Jakarta – Dewasa ini Pancasila sebagai simbol negara dan pedoman hidup bangsa sudah mulai ditinggalkan masyarakat Indonesia. Alasannya, karena Pancasila cenderung dianggap sekedar alat legitimasi kekuasaan rezim di masa lalu.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie saat penutupan Seminar Nasional “Ekonomi Pasar Pancasila: Jalan Baru Ekonomi Indonesia” di Jakarta, Selasa (3/6). Ia menilai, Pancasila harusnya dipraktekan dalam setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang ekonomi.
Dalam konteks itu, Presiden Habibie mencetuskan konsep ekonomi pasar Pancasila dengan tiga prinsip dasar.
“Pancasila harus dilestarikan dan dipraktekkan dalam bidang ekonomi dalam bentuk Ekonomi Pasar Pancasila. Sinergi positif antara iman dan taqwa juga ilmu pengetahuan menjadi dasar dalam penerapan sistem ekonomi ini,” ujar Habibie.
Habibie menjelaskan tiga prinsip dasar dalam Ekonomi Pasar Pancasila antara lain, pertama, konsep kepemilikan hingga pengelolaan sumber daya harus dimanfaatkan untuk hajat hidup orang banyak.
“Pengelolaan sumber daya ekonomi harus dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat (Indonesia),” kata Habibie.
Kedua, kepemilikan pribadi, seperti tanah, dalam batas-batas tertentu harus menjadi penjamin pemerataan, pendidikan, dan pemerataan perkembangan secara berkeadilan.
Ketiga, ekonomi harus digerakkan oleh kerjasama manusia yang saling menguntungkan, bukan saling merugikan.
“Pancasila tidak menghendaki adanya penumpukan modal di satu orang/kelompok/pihak dan neokolonialisme atau imperialisme modern.Modal harus dikelola agar berkeadilan dan tidak cuma membuat makmur segelintir orang saja,” papar Habibie.
Sementara itu, Ketua Dewan Direktur The Habibie Center Sofian Effendi menuturkan seminar nasional ini bertujuan mendiskusikan gagasan ekonomi pasar Pancasila yang dicetuskan oleh Presiden Habibie.
“Ini sebagai membentuk ikhtiar intelektual untuk mendorong dan memastikan penerapan Pancasila secara komprehensif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama di bidnag ekonomi,” tutur Sofian saat membuka seminar.
Menurutnya, konsep ekonomi pasar Pancasila bisa menjadi solusi bagi kondisi perekonomian Indonesia saat ini di mana terjadinya ketimpangan yang cukup ekstrim.
“Kami mendapatkan laporan bahwa 1 persen orang telah menguasai sekitar 72 persen sumber daya alam Indonesia. Ini sudah ketimpangan secara ekstrim,” ujarnya.