IBADAH.ID, JAKARTA – Ekonomi Islam atau lebih dikenal dengan Ekonomi Syariah menjadi salah satu sektor yang semakin diminati. Tak hanya negara-negara Muslim, negara-negara non muslim pun kini mulai banyak yang menggeluti ekonomi syariah. Sebut saja, Spanyol, Inggris, dan Australia mulai menggunakan sistem keuangan Islam. Ada beberapa alasan umum mengapa mereka mulai melirik sistem ekonomi tersebut.
Direktur Center of Islamic Business and Economic Studies (CIBEST), Irfan Syauqi Beik menjelaskan, alasan paling mendasar terkait banyaknya negara non-Muslim menerapkan pola ekonomi syariah ialah karena sistem tersebut bisa lebih memberi kemaslahatan secara ekonomi, seperti yang sudah mereka dapatkan dalam sistem ekonomi konvensional.
“Karena sistem ekonomi syariah bisa memberi keuntungan secara ekonomi. Bagi mereka, tidak ada pertimbangan selain itu. Misalnya, karena pertimbangan akidah dan lain sebagainya,”ujar Syauqi, Senin (13/8/2018).
Menurutnya pertimbangan keuntungan ekonomi ini pada akhirnya mendorong mereka untuk membuat regulasi atau kesepakatan tertentu dengan berbagai elemen lembaga dan institusi Islam, dengan tujuan untuk menunjang sistem ekonomi Islam itu sendiri.
Sebagai contoh, menurut laporan penelitian tahun 2016 oleh The Standing Committee for Economic and Commercial Cooperation of the Organization of the Islamic Cooperation (COMCEC), di sektor pariwisata halal, meski Spanyol tidak memiliki regulasi untuk menunjang pengembangannya, tetapi mereka mengupayakannya melalui kerja sama dengan organisasi Islam di negara tersebut seperti dengan the Comisión Islámica en España.
Adapun bentuk kerjasamanya itu meliputi pembangunan masjid dan pengembangan perumahan berbentuk kluster yang sesuai dengan prinsip Islam (Halal Cluster) di Cordoba. Sedangkan penggunan Halal Cluster ini, melingkupi gedung untuk penginapan para turis, kantor bisnis dan semacamnya.
Hal yang serupa juga terjadi di Inggris. Berdasar data penelitian pada tahun 2017 oleh About Getting the Deal Through, sebuah organisasi yang fokus pada isu-isu global tentang legal formal, regulasi pemerintahan mengenai keuangan syariah di Inggris tidak dibedakan dengan sistem ekonomi konvensional.
Meski begitu, masih menurut data penelitian ini, pemerintah Inggris selalu berupaya memastikan bahwa penerapan atau implementasinya di lapangan pada kedua sistem ekonomi ini telah sesuai dengan bentuk tatanan ekonominya masing-masing.
Untuk mempromosikan keuangan Islam di negaranya, pemerintah Inggris telah menjalin mitra dengan beberapa lembaga keuangan Islam seperti the United Kingdom Islamic Finance Secretariat. Sementara kondisi di Australia juga tidak jauh berbeda dengan dua negara yang telah disebutkan di atas.
Populasi Muslim Ikut Mendorong
Alasan lain, mengenai semakin banyaknya negara non-Muslim menggunakan sistem keuangan syariah ialah karena adanya populasi penduduk Islam yang semakin meningkat dari tahun ke tahun di hampir seluruh dunia. Tentunya, peningkatan ini disertai dengan transaksi keuangan mereka yang bertambah pula.
“Faktor lainnya ialah karena jumlah penduduk muslim selalu meningkat. Misalnya, di Inggris, lumayan signifikan. Bahkan, di beberapa pos politik, seperti Walikota London juga Muslim,” ungkap Anggota Bidang Industri Bisnis dan Ekonomi Syariah ini.
Sejalan dengan pendapat Syauqi, berdasar laporan penelitian Pew Research Center pada tahun 2017, sebuah organisasi non pemerintah yang fokus penelitiannya mengenai isu, perilaku, dan tren masyarakat di seluruh dunia, peningkatan total populasi penduduk Muslim pada tahun 2016 di Eropa diperkirakan mencapai 25,8 juta orang.
Jumlah tersebut meningkat sekitar 4,9 persen dibanding tahun 2010 yang hanya 19,5 juta penduduk dari total jumlah warga di Eropa secara keseluruhan. Angka kenaikan ini meliputi 28 negara Uni Eropa ditambah dua negara lainnya, yakni Norwegia dan Swis.
Sedangkan total jumlah masyarakat Muslim Australia pada tahun 2016 diperkirakan sekitar 604,200 ribu orang atau 2,6 persen dari seluruh total penduduk di negara tersebut. Angka ini bertambah dari 476,300 ribu di tahun 2011.
Adapun transaksi keuangan populasi Muslim pada sektor belanja pakaian saja di tahun 2014 mencapai US $ 230 miliar.