MADANINEWS.ID, JAKARTA – Pakar sekaligus Konsultan Ibadah Haji Kementerian Agama RI, Prof Aswadi Syuhada, menyampaikan pesan penting kepada jamaah calon haji Indonesia yang masih berada di Madinah. Dalam pesannya, ia menggarisbawahi makna mendalam dari ibadah Arbain dan pentingnya keteguhan spiritual di tengah tantangan teknis keberangkatan menuju Makkah.
Salah satu persoalan yang disorot adalah minimnya informasi mengenai jadwal pendorongan kloter ke Makkah. Menurut laporan jamaah, informasi resmi mengenai hari, tanggal, dan waktu keberangkatan baru diterima satu atau dua hari sebelumnya. Kondisi ini memicu kegelisahan, terutama bagi mereka yang tengah berusaha menyempurnakan ibadah Shalat Arbain.
“Selama di Madinah, selain shalat fardhu, ada pula amalan seperti shalat jenazah yang bernilai pahala besar. Bila diakumulasikan, insya Allah fadilahnya bisa mencapai seribu kali lipat dan menjadi khufrotan minan nar (penjagaan dari api neraka),” kata Aswadi di Madinah, Selasa.
Ia menegaskan bahwa Arbain bukan semata-mata dihitung dari 40 kali shalat berjamaah di Masjid Nabawi, melainkan juga mencakup berbagai amalan bernilai tinggi secara spiritual.
Terkait dinamika regulasi dari Pemerintah Arab Saudi yang terus berkembang, Aswadi mengajak jamaah untuk bersikap adaptif dan optimistis. Ia mencontohkan sistem kloter dari Indonesia yang rapi, namun berubah mengikuti skema syarikah setibanya di Arab Saudi.
Perubahan sistem ini, menurutnya, menuntut jamaah untuk mengubah pola pikir dan tidak semata bergantung pada sistem lama.
“Jika kita menggantungkan manasik kepada seseorang, lalu ia tak bisa membantu, maka kita akan rugi. Tetapi jika kita menggantungkan kepada Allah, niscaya akan ada jalan keluar,” ujarnya.
Ia juga mengajak seluruh jamaah calon haji Indonesia untuk tetap menjaga fokus ibadah selama di Tanah Suci. Menurutnya, momen ibadah haji harus dijadikan sebagai sarana menggali nilai-nilai spiritual demi kemaslahatan pribadi dan sosial.
“Aswadi mengingatkan bahwa selain usaha dan keteraturan, kekuatan utama dalam ibadah haji adalah tawakal dan kesiapan hati untuk menghadapi segala dinamika di lapangan,” tutupnya.