MADANINEWS.ID, MAKKAH – Kabah adalah tempat yang paling suci bagi umat Islam. Bangunan yang terletak di pusat Masjid al-Haram Mekkah, Arab Saudi ini merupakan arah kiblat kaum muslimin di seluruh penjuru dunia untuk beribadah.
Ka’bah juga merupakan titik pusat bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia saat mereka melaksanakan ibadah Tawaf. Setiap tahun, jutaan Muslim dari berbagai belahan dunia berkumpul di Makkah untuk melakukan putaran mengelilingi Ka’bah sebagai bagian dari ibadah umrah atau haji.
Dibalik berbagai keutamaan dan keistimewaannya, Ka’bah juga menyimpan fakta fakta dan sejarah yang jarang diketahui umat muslim, berikut ulasannya:
Tidak ada lokasi di Bumi yang sakral dan dihormati seperti Kakbah. Dalam Islam, agama yang dianut oleh sekitar 1,8 miliar orang, setiap Muslim diharuskan untuk salat lima kali sehari menghadap Kakbah, yang terletak di tengah Masjidil Haram di Mekkah.
1. Berusia lebih dari 5000 tahun
Dalam Kitab Suci Alquran, diceritakan bahwa Ka’bah kali pertama dibangun Nabi Ibrahim AS bersama putranya Nabi Ismail AS atas perintah Allah SWT. Kisah ini dimuat di beberapa surat Alquran, yakni:
QS Al-Maidah ayat 97: “Allah telah menjadikan Ka’bah rumah suci tempat manusia berkumpul. Demikian pula bulan haram, hadyu dan qala’id. Yang demikian itu agar kamu mengetahui, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
QS Al-Baqarah ayat 127: “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
QS Al-Imran ayat 96: “Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.”
Pembangunan Ka’bah diperkirakan dimulai pada sekitar tahun 1500 SM. Selain itu, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa Ka’bah dibangun sejak zaman Nabi Adam.
Para ahli sejarah memperkirakan bahwa bentuk Ka’bah saat kali pertama dibangun memiliki tinggi 30 hingga 31 hasta atau 20 meter dengan lebar 20 hasta atau sekitar 10 meter.
2. Ternyata ada 2 Kabah
Tahukah Anda bahwa sebenarnya ada dua Kakbah Suci? Kakbah yang kita lihat terletak di Mekkah, Arab Saudi, sedangkan yang lainnya terletak tepat di atas Kakbah ini di tujuh langit dan dikenal sebagai ‘Bait Al Makmur.’
Baitul Makmur merupakan sebuah tempat suci yang berada di langit. Tempat ini merupakan Ka’bah bagi para malaikat yang terletak di langit ketujuh.
Setelah Isra Miraj, Nabi bersabda, “Aku diperlihatkan Baitul Ma’mur. Aku bertanya kepada Jibril AS tentang hal itu dan dia berkata, Ini adalah Baitul Ma’mur, tempat 70.000 malaikat melakukan salat setiap hari dan ketika mereka pergi, mereka tidak pernah kembali (tetapi selalu ada yang baru masuk ke dalamnya setiap hari)”
Para malaikat tersebut beribadah di Baitul Makmur dan melaksanakan thawaf di sana sebagaimana penduduk bumi melakukan thawaf mengelilingi Ka’bah mereka.
Baitul Makmur adalah Ka’bah bagi penduduk langit ketujuh. Karena itu, di sana Rasulullah bertemu dengan Nabi Ibrahim AS yang menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur karena beliau adalah nabi yang membangun Ka’bah di bumi.
Ibnu Katsir juga menuturkan bahwa letak Baitul Makmur itu lurus di atas Ka’bah. Andai jatuh, maka akan jatuh menimpa Ka’bah. Dalam hal ini, Ibnu Katsir bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib.
Ibnu Jarir meriwayatkan melalui Khalid bin ‘Ar’arah bahwa ada seseorang bertanya kepada Ali RA, “Apakah Baitul Makmur itu?”
Ali menjawab, “Sebuah rumah di langit yang disebut dengan adh-Dhurah letaknya lurus di atas Ka’bah. Kesuciannya di langit adalah seperti kesucian Baitullah di bumi. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang menunaikan salat di sana dan tidak pernah kembali selama-lamanya.”
3. Memiliki dua pintu
Mulanya, Kabah memiliki dua pintu yang berfungsi sebagai pintu masuk dan pintu keluar. Selain itu, Kabah dulu juga mempunyai jendela pada salah satu dindingnya.
Kabah yang disaksikan sekarang hanya memiliki satu pintu dan tanpa jendela, meski terdapat pintu lain yang ada di dalam bangunan itu digunakan sebagai akses menuju atap.
Pintu ini dibangun oleh Abdullah bin Zubair RA pada tahun 64 Hijriah, sesuai dengan arahan Aisyah RA. Pada tahun 75 Hijriah, pintu ini ditutup oleh Hajjaj bin Yousuf.
4. Bentuk yang Berubah
Awalnya berbentuk huruf latin D kapital, sesuai dengan pondasi yang diletakkan oleh Nabi Ibrahim AS.
Kemudian berabad-abad berikutnya, desain bangunan suci itu berubah menjadi bentuk kubus saat dibangun ulang oleh suku Quraisy, sebelum datang risalah Islam yang dibawakan Rasulullah SAW.
Perubahan bentuk pada masa itu disebabkan orang-orang Quraisy tidak mampu membangun kembali keseluruhan struktur bangunannya. Lantaran kekurangan dana.
5. Hajar Aswad Terpecah
Hajar Aswad semula berbentuk batu utuh. Namun, karena berbagai insiden yang menimpa selama sejarahnya, batu itu kini terpecah menjadi delapan bagian dengan ukuran yang berbeda-beda.
Saat ini, Hajar Aswad telah ditempelkan ke sebuah batu yang lebih besar dan dibingkai oleh perak. Bingkai itu dibuat oleh Abdullah bin Zubair.
Dikutip Life in Saudi Arabia, enam pecahan hajar aswad lainnya diklaim berada di Istanbul, Turki. Satu dipajang di Blue Mosque, satu ditempatkan di Makam Nabi Sulaiman, dan empat lainnya di Masjid SokulluSehit Mehmet PasaCamii.
6. Warna Kain Kiswah yang Berbeda
Kabah awalnya tidak ditutupi kain hitam, tradisi penggunaan kain hitam dimulai oleh suku Abbasiyah, yang menyukai warna ini di rumah tangga mereka. Sebelum perubahan ini, Kabah juga berwarna hijau, merah, dan putih.
Mengutip laman Arab News, pada masa lalu, kiswah bukan berwarna hitam. Warna kain penutup Ka’bah ini berubah beberapa kali pada masa lalu.
Direktur Pusat Sejarah Mekah, Fawaz Al-Dahas mengatakan Nabi Muhammad pernah menutupi Ka’bah dengan kain Yaman bermotif garis putih merah.
Kemudian, Abu Bakar Al-Siddiq, Umar ibn Al-Khattab, dan Utsman ibn Affan menutupi Ka’bah dengan kiswah berwarna putih. Lalu, pemerintahan Ibn Al-Zubair menutupi Ka’bah dengan kiswah berbahan brokat warna merah.
Pada zaman Abbasiyah, kiswah terdiri dari dua lapis. Lapis pertama kain berwarna putih kemudian di bagian luarnya berwarna merah. Kesultanan Seljuk Turki lalu menggantinya dengan kain brokat kuning. Khalifah Abbasiyah Al-Nassir mengubah warna kiswah menjadi hijau, kemudian brokat hitam.
“Dan warna brokat hitam ini tetap dipertahankan hingga sekarang,” kata Fawaz Al-Dahas.
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi kemudian mempertahankan warna hitam karena tahan lama dan tidak mudah kotor jika disentuh oleh jamaah. “Para raja dan sultan muslim melanjutkan menutupi Kabah dan merawatnya,” kata Fawaz Al-Dahas.
Bahkan menurut literatur sejarah, pemasangan kiswah atau kain penutup Ka’bah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim itu, sudah berlangsung sebelum Nabi Muhammad menyebarkan agama Islam.