MADANINEWS.ID, MADINAH – Selain Masjid Nabawi dan Raudhah, sejumlah tempat bersejarah juga menjadi target destinasi jemaah haji Indonesia. Salah satunya, yaitu area Jabal Uhud, mulai Masjid Syuhada Uhud, Jabal Rumma (tempat para pasukan pemanah pada perang uhud), dan makam para Syuhada Uhud.
Jabal Uhud menjadi salah satu destinasi yang dikunjungi jemaah haji Indonesia selama di Madinah. Jabal dalam bahasa Indonesia diartikan bukit. Tempat ini menjadi sejarah peristiwa perang Uhud antara tentara Islam yang dipimpin Rasulullah SAW melawan kafir Quraisy.
Dikisahkan, perang Uhud merupakan perang yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW. Perang ini diawali dari konflik bersenjata tersebab kekalahan kaum Quraisy dalam Perang Badar. Pada perang ini, terdapat 70 sahabat, termasuk paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muthalib, syahid di medan perang.
Selain memaknai dan mengambil sirah dari kisah Uhud, ada beberapa adab yang patut dijaga saat berziarah di Bukit Uhud:
1. Gunakan Kartu Identitas dan Gelang Jemaah Haji Indonesia
Jemaah haji Indonesia wajib mengenakan kartu identitas berupa ID Card yang biasanya dikalungkan di leher serta gelang jemaah haji. Dua hal ini sangat penting sebagai tanda pengenal jemaah haji Indonesia. Hal ini untuk memudahkan petugas melacak identitas dan lokasi tempat jemaah menginap, apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti jemaah tersesat dan tertinggal dari rombongan.
2. Gunakan Atribut Rombongan
Selain batik haji Indonesia, jemaah biasanya juga mengenakan atribut berseragam dengan rombongan. Hal ini tentu saja memudahkan identifikasi jemaah ketika tertinggal dari rombongan.
3. Hindari Berjalan Sendirian
Jemaah haji Indonesia disarankan untuk tidak berjalan sendirian atau terpisah dari rombongan. Hal ini penting agar tidak tersesat dan terpisah dari rombongan. Selain itu, juga untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan, seperti ditipu oknum penjual yang berada di area Uhud dan yang lain sebagainya.
4. Selalu Melapor Pada Ketua Rombongan saat ke Kamar Kecil
Usahakan, untuk selalu melapor pada ketua rombongan dan mengajak teman ketika ingin ke kamar kecil, atau keperluan lain yang mengharuskan berpisah dari rombongan. Jemaah haji juga tidak disarankan untuk jalan sendirian saat mengikuti ziarah.
5. Tidak Berdoa dan Berdzikir dengan keras saat berziarah ke Makam Syuhada Uhud
Jemaah haji harus sadar bahwa saat ini sedang menjadi tamu di negara lain. Untuk itu, sudah seharusnya tamu mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh tuan rumah. Sehingga, jika ada aturan tuan rumah yang mungkin berbeda dengan kebiasaan di Tanah Air, maka sebaiknya diikuti dan tidak melawan. Biasanya, jika ada jemaah yang berzikir atau berdoa dengan keras, Penjaga Makam Uhud akan menegur, bahkan tidak segan mengusir pengunjung.
“Ya Hajj, mamnu’ (tidak boleh),” tegas penjaga makam Syuhada Uhud.
6. Hindari Mencoret-coret
Beberapa jemaah haji Indonesia terlihat meninggalkan beberapa coretan nama pada bebatuan di Jabal Rumma. Hal ini tentu dapat merusak keindahan situs sejarah Rasul dan para sahabat yang mulia. Oleh karena itu, cukup tinggalkan kenangan doa-doa dan foto bersama. Hindari menuliskan nama, apalagi ditambahkan asal negara. Hal ini bukan hanya memalukan diri sendiri, namun juga merusak nama baik Indonesia.
“Mencoret-coret sangat dilarang, dan tidak ada manfaatnya bagi yang mencorat-coret,” terang Syeh Salih, salah satu penjaga makam Syuhada Uhud.