MADANINEWS.ID, JAKARTA — Kapitalisasi pasar atau market cap dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk. tercatat tembus Rp100 triliun pada penutupan perdagangan bursa Selasa (30/1), yang mana harga saham bank dengan kode BRIS ini ditutup positif 1,87 persen ke level Rp2.180.
Pencapaian itu pun semakin mendekatkan BSI pada target besarnya, yaitu menjadi Top 10 Global Islamic Bank. Saat ini, BRIS telah naik peringkat ke posisi 11 dari sebelumnya ranking 13 di perbankan syariah global. Sebagai gambaran, pada akhir 2022 market cap BSI baru mencapai Rp59,51 triliun.
“Ini adalah komitmen yang kita tunjukan bahwa pertumbuhan kita sustain setiap tahun terlihat dari pertumbuhan positif indikator keuangan juga,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi saat konferensi pers secara virtual di Jakarta, Kamis (1/2).
Hery mengaku akan terus menggenjot bisnis BSI hingga mancanegara untuk meningkatkan kinerja dan kapitalisasi pasar. Setelah berhasil membuka kantor cabang penuh pada November 2023 lalu, kini BSI berencana untuk membuka kantor cabang di Arabi Saudi pada tahun ini.
Ia menyebut bahwa Saudi dikenal sebagai negara dengan bisnis syariah yang kuat. Oleh karena itu, ia mengatakan wajar bagi perseroan untuk menjalin hubungan bisnis dengan negara yang kaya minyak tersebut.
“Sudah sewajarnya kita mempunyai hubungan bisnis dan juga bisa melakukan, juga memikirkan bisnis syariah yang ada hubungannya antara Indonesia dan Saudi,” kata Hery.
Tak hanya itu, ia menyoroti Arab Saudi sebagai pilihan yang potensial setelah Dubai. Potensi bisnis yang besar terlihat dari aktivitas haji dan umroh. Setiap tahun, kata Hery, Indonesia mengirimkan jemaah haji sekitar 220.000 orang dan jumlah umroh lebih dari 1 juta jamaah.
Seiring dengan hal itu, Hery mengatakan dari aktivitas tersebut perputaran dana mencapai hampir Rp 90-100 triliun. Dengan demikian potensi ini menjadi faktor penting dalam pertimbangan untuk membuka kantor cabang di Saudi. Keberadaan di Jeddah, Mekah, dan Madinah diharapkan dapat memungkinkan perusahaan memanfaatkan peluang bisnis yang ada.
“Potensi dana dari haji dan umrah itu jumlahnya hampir Rp 90 triliun hingga Rp100 triliun. Itu kenapa kita mesti ada di sana, Jeddah, Makkah dan juga Madinah. Sebetulnya juga kita ingin menggarap market dan pasar yang spending yang dilakukan para jamaah tidak hanya di lokal, tapi di negara Arab Saudi,” kata Hery.
Sebagaimana diketahui, BRIS terus melakukan ekspansi bisnis di negara Timur Tengah. Sebelumnya, Bank Syariah Indonesia telah membuka cabang di Dubai, Uni Emirat Arab pada 28 Januari 2022 yang beralamat di Dubai International Financial Center, Uni Emirat Arab.
Pembukaan kantor cabang di Dubai telah mendapatkan izin dari Dubai Financial Services Authority (DFSA). Selain membuka cabang, perusahaan masih gencar mencari investor strategi dari Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab, Qatar dan Arab Saudi untuk mengembangkan bisnis perbankan syariahnya.