MADANINEWS.ID, JAKARTA — Nabi Muhammad SAW sewaktu kecil adalah seorang yatim. Ayahnya Abdullah, meninggal dunia ketika Beliau lahir. Rasulullah hanya bisa menikmati kasih sayang seorang Ibu tak seberapa lama. Sebab, Aminah sang Ibu juga meninggal ketika Nabi berusia 6 tahun.
Ketiadaan orangtua dalam kehidupan beliau membuat Nabi Muhammad kecil mau tak mau menjadi orang yang mandiri. Inilah cara Allah SWT untuk mendidik Nabi menjadi pribadi yang tidak suka bergantung pada kemurahan hati orang lain.
Maka, meski tak mendapatkan kasih sayang laiknya anak-anak lain, Nabi Muhammad tetap tegar dan menjalani hidup dengan baik. Sebab, cinta Allah SWT adalah yang paling agung di antara cintah makhluk manapun di dunia ini.
Karena cinta dan kasih sayang Allah, Nabi Muhammad SAW sedari kecil selalu menunjukan perangai dan akhlak mulia dalam segala hal, termasuk dalam hal berdagang. Nabi Muhammad SAW terkenal sebagai pebisnis yang sukses.
Dikutip dari Buku Bisnis Rasulullah, karya Malahayati S Psi terbitan Great Publisher, Jakarta Nabi Muhammad memulai perjalanan bisnisnya sejak umur 8 tahun. Perkenalan Nabi Muhammad SAW pada dunia bisnis pertama kalinya saat dia mengembala kambing. Baginda Rasul mendapat upah beberapa qiraat dari penduduk Makkah.
Lalu pada umur 12 tahun Nabi mulai belajar berdagang bersama pamannya Abu Thalib ke Negeri Syiam untuk berdagang. Perjalan bisnis pertama : Syiria, Jordan dan Lebanon.
Pasa usia remaja (17-20 tahun) Nabi Muhammad bersaing dengan pemain bisnis senior tingkat regional. Mitra-mitra kerja Nabi mengaku Beliau matang dalam perhitungan, jujur dan profesional.
Nabi Muhammad medapat kepercayaan konglomerat Makkah, Khadijah, untuk menjalin kerja sama bisnis sebagai manajer bisnis. Gaji yang diterima Nabi Muhammad kala itu 4 ekor unta setiap bulan.
Misi dagang Nabi Muhammad menyusuri jalur dagang utama, antara lain Yaman, Syam melalui Madyan, Wadil Qura. Keuntungan yang didapat lebih besar dari kelompok dagang lain.
Perjalanan waktu menunjukkan, Nabi menjalankan kontrak syirkah (kerja sama) dengan sistem upah maupun bagi hasil (mudharabah) dengan Khadijah.
Prinsip Bisnis Nabi Muhammad
Dalam menjalankan berdagang, Nabi Muhammad SAW melakukan bisnis yang sesuai syariah berlandaskan iman kepada Allah SWT. Hal ini patut ditiru. Nabi Muhammad SAW selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.
Dengan demikian perilaku dalam bisnis hendaknya sesuai dengan yang dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya, dengan menghindari yang dilarang Allah SWT dan Rasul-Nya serta menjauhi produk yang dilarang.
Strategi bisnis yang sesuai syariah adalah berupaya sungguh-sungguh di jalan Allah SWT dengan mengelola sumberdaya secara optimal untuk mencapai tujuan yang terbaik di sisi Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat.
Etika bisnis Nabi Muhammad SAW meliputi perilaku bisnis yang diperbolehkan Allah SWT, perilaku yang dilarang Allah Rasul-Nya dan produk yang dilarang.
Perilaku bisnis yang dianjurkan adalah mengunakan niat yang tulus. Niat yang tulus dalam berbisnis adalah ibadah kepada Allah SWT. Dalam surat Adz Dzaariyaat ayat 56: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.
Allah juga merupakan Sang Pemberi Rezki.
Dalam surat Al Ankabuut ayat 17: Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberi rezki kepadamu, maka mintalah rezeki itu dari sisi Allah, sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya, Hanya kepadaNya-lah kamu kembali.
Dari umar bin Khaththab RA, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya amal itu dinilai bila disertai dengan niat. Sesungguhnya masing-masing orang mendaptkan balasan dari perbuatannya sesuai dengan niatnya. (Bukhari dan Muslim
Sae pisan artikel nya
Subhanallah