MADANINEWS.ID, JAKARTA — Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) memandang perempuan perlu mendapat edukasi agar melek teknologi. Dengan begitu, mereka bisa menggunakan teknologi untuk memaksimalkan kehidupan sehari-hari.
Usulan ini muncul saat Ipemi bersilaturahmi virtual dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan AnakĀ I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Jumat (19/6) bertemakan “Pemberdayaan Perempuan Sebagai Pondasi Kekuatan Perekonomian Nasional pada era New Normal”. Turut hadir perwakilan Ipemi dari 31 provinsi dan 6 negara: Turki, Brunei Darussalam, Malaysia, Jepang, dan Arab Saudi.
Ketua Umum Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI), Ingrid Kansil menyoroti pentingnya pelatihan melek teknologi bagi kalangan perempuan. Hal ini guna menguatkan perempuan dalam ekonomi nasional terutama di masa pandemi COVID-19.
“Perlu dilakukan pelatihan penggunaan teknologi khusus bagi perempuan sehingga para ibu-ibu dapat mengoptimalkan fungsi teknologi dalam kehidupan sehari-hari di era pandemi COVID-19,” kata Ingrid dalam keterangan tertulis.
Dalam diskusi daring bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Ingrid mengatakan literasi teknologi sangat penting untuk peningkatan kualitas perempuan dalam pertumbuhan perekonomian nasional.
Saat ini, kata dia, banyak masyarakat yang belum melek digital, khususnya kaum perempuan. Kaum muslimah khususnya, harus melek teknologi informasi dan komunikasi (TIK/ ICT) yang kini menjadi bahasa internasional.
“Survei mencatat ketidakmampuan perempuan UMKM dalam penguasaan ICT mengakibatkan penurunan pendapatan sekitar 30-70 persen,” katanya.
Hal tersebut, kata dia, disebabkan perempuan tidak memaksimalkan sistem penjualan daring dalam proses pemasaran produk serta usaha mereka.
Dia mengatakan Ipemi merangkul Kementerian Komunikasi dan Informatika agar program melek teknologi bagi perempuan dapat disosialisasikan secara menyeluruh di wilayah Indonesia.
Adapun sosialisasi tersebut, kata dia, agar dibarengi dengan pelatihan bagi para perempuan agar dapat mengoptimalkan kemampuan berteknologi.
Ingrid mengatakan penting bagi para perempuan khususnya untuk mendapatkan pelatihan dan pendampingan di kala pandemi COVID-19.
“Ipemi siap menjadi fasilitator, karena kami memiliki sumber daya anggota yang mengakar hingga ke desa-desa,” kata dia.
Dengan begitu, kata dia, program bantuan yang digulirkan pemerintah akan tepat sasaran. Ipemi memerlukan data dari kementerian terkait wilayah yang akan mendapatkan bantuan.
“Nanti kader Ipemi yang akan mendistribusikan dan memfasilitasi pelatihannya. Insya Allah amanahnya akan tersalurkan dengan merata,” kata Ingrid