MADANINEWS.ID, JAKARTA — Pemerintah Indonesia bersama pemerintah Jepang dan United Nations Counterterrorism Executive Directorate (UNCTED) menggelar Pertemuan Pakar Regional tentang “Strategi Komprehensif dan Disesuaikan untuk Penuntutan, Rehabilitasi dan Reintegrasi Orang-Orang yang Diduga Berhubungan dengan Kelompok-Kelompok Teroris” pada Senin (03/02/2020) lalu.
Pertemuan tersebut membahas tantangan yang dihadapi negara-negara dalam menyusun strategi Penuntutan, Rehabilitasi dan Reintegrasi (PRR) yang komprehensif, termasuk yang berkaitan dengan perempuan dan anak-anak.
“Indonesia akan terus mempromosikan pendekatan yang komprehensif dan seimbang untuk mencegah dan melawan terorisme dan melanjutkan diskusi berkenaan dengan pilar pencegahan. Selain itu, kerja sama regional dan pengembangan kapasitas merupakan elemen kunci untuk memperkuat kapasitas nasional dalam strategi PRR.” Ujar Kepala Badan Nasional Penagggulangan Terorisme Indonesia, Suhardi Alius dalam pidato utamanya.
Pertemuan tersebut menghimpun sekitar 60 pakar dari perwakilan dari masing-masing lima Negara Anggota di Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand) pegawai yang bekerja di pengadilan, Kementerian Hukum atau Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, polisi, wakil dari penjara atau lembaga pemasyarakatan maupun organisasi masyarakat sipil.
Penyelenggaraan pertemuan regional ini menegaskan kembali peran utama Indonesia dalam upaya penanggulangan terorisme di kawasan ini dan juga di tingkat global.
Pertemuan regional ini merupakan salah satu dari banyak acara yang direncanakan oleh Indonesia bersama-sama dengan PBB menjelang Presidensi pada bulan Agustus 2020. Sebagai anggota terpilih Dewan Keamanan PBB, Indonesia akan memajukan upaya penanggulangan terorisme lebih lanjut selama Presidensi di DK PBB selama bulan Agustus 2020.
Diharapkan bahwa pertemuan ini akan membantu UNCTED dan entitas PBB lainnya dalam mengumpulkan informasi tentang praktik yang ada dan standar yang relevan untuk membantu negara-negara anggota dalam pengembangan dan pengimplementasian strategi PRR yang komprehensif dan dirancang khusus. Informasi yang dikumpulkan pada pertemuan regional akan dimasukkan ke dalam ringkasan tentang PRR agar berada dalam kerangka kerja yang berjudul “Inisiatif Global tentang Penuntutan, Rehabilitasi, dan Reintegrasi Dugaan Teroris”.