MADANINEWS.ID, JAKARTA — Badan Pusat Statistik merilis Indeks Kepuasan Jemaah Haji (IKJH) tahun 1440H/2019M, di Kantor BPS, Jakarta. Kepala BPS Suhariyanto menyatakan apresiasinya terhadap penyelenggaraan haji Indonesia, karena untuk kedua kalinya dalam masa kepemimpinan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin,IKJH dapat menembus kategori sangat memuaskan.
“Kami mengucapkan selamat kepada seluruh penyelenggara ibadah haji tahun 1440H/2019M. IKJH 2019 ini nilainya mencapai 85,91. Atau meningkat 0,68 poin dibandingkan tahun 2018 yang berada pada indeks 85,23. Ini sebuah capaian yang luar biasa, dan patut diapresiasi,” ujar Suhariyanto, Kamis (17/10).
Suhariyanto menuturkan, survei yang dilakukan selama kurang lebih 2,5 bulan pelaksanaan operasional haji, melibatkan 14.400 jemaah haji reguler serta 326 jemaah haji khusus. Ia menyampaikan survei yang telah dilaksanakan secara rutin tiap tahun sejak 2010 ini, memiliki dua tujuan. Pertama, untuk mengukur indeks kepuasan jemaah haji. Kedua, untuk melihat saran dan masukan yang masuk dari para jemaah guna perbaikan layanan haji.
Suhariyanto menjelaskan, survei dilakukan terhadap tujuh jenis layanan, meliputi: Petugas haji, Ibadah, Akomodasi, Katering, Transportasi, Kesehatan, dan Pelayanan lainnya. Bila dirinci menurut jenis pelayanan, indeks kepuasan tertinggi terdapat pada pelayanan transportasi bus shalawat, yaitu sebesar 88,05. Kemudian berturut-turut adalah pelayanan ibadah 87,77; pelayanan katering non Armuzna 87,72; pelayanan petugas 87,66; pelayanan bus antar kota 87,35; pelayanan akomodasi hotel 87,21; pelayanan lain-lain 85,41; pelayanan katering di Armuzna 84,48; pelayanan transportasi bus Armuzna 80,37; dan pelayanan tenda di Armuzna 76,92.
Berdasarkan lokasi tempat pelayanan, Indeks kepuasan jemaah tertinggi terdapat pada pelayanan yang dilakukan selama di bandara, yaitu sebesar 87,94, berikutnya secara berturut-turut pelayanan di Makkah 87,89; pelayanan di Madinah 86,44; dan pelayanan di Armuzna 82,57.
“Untuk hasil yg komprehensif, tim Survei Kepuasan Jemaah Haji BPS yang terdiri dari enam orang, melakukan empat jenis pengumpulan data,” kata Suhariyanto.
Pertama, dengan penyebaran kuesioner dengan didistribusikan ke ketua regu, dan ada 12 jenis kuesioner, survei online khusus bagi jemaah haji khusus (tercatat terdapat 326 jemaah haji khusus berpartisipasi pada survei online yg dilakukan), wawancara langsung untuk mendalami hasil kuesioner, serta observasi atau pengamatan.
Menanggapi hasil tersebut, Menagmenyampaikan rasa syukurnya. Terlebih menurut Menag, hasil tersebut dicapai ketika Indonesia memberangkatkan jemaah haji terbesar sepanjang sejarah perhajian dunia.
“Jemaah haji kita berjumlah 231ribu orang. Dan perlu diingat, kita mendapatkan tambahan kuota 10 ribu ketika kami hampir menyelesaikan persiapan haji. Akibatnya, kita harus melakukan konfigurasi ulang seluruh layanan. Sekali lagi, alhamdulillah kita bersyukur bahwa semua itu bisa dilalui, dan jemaah puas dengan layanan yang diberikan,” kata Menag.
Menag juga mensampaikan terimakasih kepada BPS yang telah konsisten melakukan survei kepuasan jemaah haji. “Ini sangat penting, karena seluruh hasil survei, saran dan masukan ini akan kami gunakan sebagai titik tolak guna melakukan perbaikan layanan haji ke depan,” ujar Menag.