MADANINEWS.ID, JAKARTA — Animo umat muslim di Indonesia pada momen Idul Adha untuk berkurban seolah tak ada habisnya, bahkan meningkat setiap tahun. Fakta berbicara, Kurban merupakan salah satu penopang ekonomi peternak saat ini, mengingat transaksinya saja mencapai 70 T di Indonesia dengan satu juta ekor terpotong dan Jakarta menyerap hingga 10% mengingat tidak adanya peternakan di Jakarta. Hal tersebut diuangkapkan oleh Founder Kandang Qurban, Fajar Tawakal di Cawang, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.
Marketplace Pertama di Dunia yang Menjual Hewan Kurban
Kandang Qurban adalah Marketplace pertama yang menjual hewan kurban sapi, kambing dan domba. Marketplace yang didirikan bersama sahabatnya di tahun 2018, merupakan wadah bagi para costumer untuk membeli hewan kurban dari para peternak langsung.
Awalnya saya tertarik dengan jual beli hewan kurban melihat fakta bahwa salah satu margin terbesar dari peternak sapi, adalah di momentum kurban. Dengan permintaan tinggi tersebut, saya bagikan brosur lalu terjual 12 ekor. Selanjutnya saya coba posting di facebook terjual 28 sapi,” tuturnya.
Menurutnya, sejak itu dia terpikir untuk membuat marketplace khusus hewan kurban. Teman-teman peternak yang datang dari berbagai daerah datang untuk menjual hewan ke Jakarta. Sementara orang-orang di Jakarta kebanyakan nggak punya waktu untuk mencari hewan kurban yang bagus dan berkualitas.
“Kemudian saya coba buat Instagram, dan mengenal start up sehingga pada maret 2018 saya buatlah website khusus kandangqurban.com,” tambahnya.
Dari website tersebut, lonjakan penjualan semakin meningkat, capaian transaksi bahkan hingga lima kali lipat lebih tinggi, awalnya memang dibuat khusus daerah jabodetabek bermitra dengan 5 kelompok ternak, dari daerah Jawa Timur, Jawa Barat dan NTB.
“Dari transaksi internet, akuisisi website terjual sampai 140 ekor sapi. Sementara diluar itu terjual 550 ekor transaksinya mencapai 2,3 M. Meskipun dengan website yang sangat sederhana awalnya. Saya buat kaya iklan baris, foto lalu caption keterangan upload,” kata pria kelahiran Tasikmalaya, 8 mei 1989 ini.
Semangat Bangun Empowerment Ekonomi Peternak Sapi
Fajar menuturkan, apa yang dia lakukan karena inginnya membangun ekonomi peternak sapi. Ia percaya, apa yang dia lakukan akan menjadi amal shaleh yang dibawa hingga mati. “Kami, para founder memiliki kesamaan yakni ingin mapan di dunia, dan berharap apa yang kita lakukan ini berdampak baik bagi para mitra peternak sebagai bentuk amal jariyah,” ujar pria berdarah Sunda ini.
“Setidaknya saat masih muda saya bisa membuka mata mereka untuk mengedukasi, terkait pasar, kualitas, jika saya mati nanti ada nilai yang saya tanam,” tambahnya.
Lebih lanjut, Fajar menuturkan salah satu keunikan Kandang Qurban adalah, sisi kepemilikan yang tetap ada pada peternak demikian pula dnegan harga, sehingga manfaat lebih tinggi ke peternak dari e- commerce tanpa mark up.
Hewan Kurban Kualitas Bagus, Sehat dan Sesuai Syariat
Mengingat momentumnya yang seolah dinanti para peternak, otomatis para peternak harus menjaga kualitas hewan kurban. Karena, untuk penjualan sehari-hari produk lokal kalah dengan sapi impor. Maka, untuk menjadi mitra kandang qurban, peternak diharuskan amanah dan berpengalaman.
“Syaratnya, minimal 3- sampai 5 tahun sudah berpengalaman menghandle hewan kurban. Karena kalau sekedar ternak hewan banyak orang bisa, tapi untuk mengurus hewan kurban itu orang yang berpengalaman yang bisa. Karena perawatannya berbeda,” paparnya.
Selain itu, Fajar mendahulukan kelompok ternak bukan pedagang yang membeli hewan dalam jumlah banyak. Ia ingin langsung dari tangan pertama peternak. Hewan yang dijual di Kandang Qurban harus terbaik dan murah, kualitas bagus sesuai syariat islam.
Sementara untuk Quality Control, Fajar menggandeng para ahli di bidangnya. Untuk sisi kesehatan, ia mendatangkan dokter hewan lulusan IPB. Untuk daerah lain, disesuaikan dengan universitas setempat dibagi per regional.
“Ini (QC,red) demi memastikan hewan layak, sehat dan sesuai syariat” imbuhnya.
Semua di-quality control dari segala aspek, yakni sisi usia, kesehatan, dan kecacatan.
“Disesuaikan dengan aspek syariat, misalnya ada sapi jantan yang hanya memiliki satu biji (alat kelamin, red) itu kita tidak naikkan di website. Otomatis gugur” jelasnya.
Saat ini Kandang Qurban telah berekspansi ke beberapa titik kota besar dan kabupaten. Provinsi Lampung meliputi Kota Metro, Lampung Selatan, Lampung Utara, Pringsewu. Untuk Jakarta ada lima titik. Bogor, Depok, Bekasi, Purwakarta, Bandung, Cimahi, Sumedang, Bandung Barat, Tasikmalaya, Jogja, Gersik, Sidoarjo Surabaya, Samarinda, dan Balikpapan.
Fajar menjelaskan, pasca Idul Adha ia langsung kembali melakukan penjualan dan penambahan mitra ternak.
“Jadi setelah selesai Idul Adha, kami langsung lakukan pembelanjaan hewan kurban lagi untuk tahun depannya. Quality Controlnya dimulai dari bulan November dan Desember.”
Rencana ke depan, Kandang Qurban ingin melayani di setiap kota besar. Karena tak adanya peternakan, kami ingin menjadi penyedia di kota tersebut. Bahkan saat ini, sudah ada tawaran dari negara lain yakni Turki, Malaysia, dan lain-lain.
Ke depan, Kandang Qurban terus melakukan perbaikan digitalisasi, serta mempersiapkan fitur akad Salaam. Dengan akad Salaam, hewan dijual murah dari bulan Oktober sd Desember.
“Misal sapi 24 juta dengan berat 400kg kami bisa jual dengan 16 juta, sedangkan untuk kambing seharga 3,8 kami jual 2,9,” jelasnya.
Selain itu, melalui program Qurban Berbagi, Kandang Qurban juga melakukan pembagian daging ke beberapa daerah di Nusantara.
“Tahun lalu, kami kirimkan sapi 3 ekor di Lombok serta pendalaman-pendalaman yang minim pekurban, mekanismenya kami beli hewan disana dan dipotong disana serta dibagi di daerah tersebut,” paparnya