MADANINEWS.ID, JAKARTA — Al-Quran adalah mukjizat terbesar yang diberikan Allah Ta’ala kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam 14 abad yang silam. Turunnya wahyu pertama merupakan peristiwa yang bersejarah dan fenomenal dalam penyebaran ajaran Islam oleh Nabi Muhammad Saw. kepada seluruh alam.
Peristiwa ini merupakan tonggak kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya dalam penyebaran ajaran Islam. Sebab ketika pada masa itu, kondisi masyarakat suku Quraisy benar-benar dalam keadaan jahiliyah.
Dalam pembahasan Nuzulul Qur’an menurut berbagai mazhab kita telah mengetahui bahwa Alquran diturunkan ke Baitul Izzah secara langsung pada bulan Ramadhan. Dari Baitul Izzah itulah, Alquran kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah Saw. Adapun hikmah diturunkan Alquran secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad Saw. adalah sebagai berikut:
1. Meneguhkan hati Rasulullah dan para sahabat. Dakwah Rasulullah pada era Makkiyah penuh dengan tribulasi berupa celaan, cemoohan, siksaan, bahkan upaya pembunuhan.
Wahyu yang turun secara bertahap dari waktu ke waktu ini menguatkan hati Rasulullah dalam menapaki jalan yang sulit dan terjal itu. Di era Madaniyah, hikmah ini juga terus berlangsung. Ketika hendak menghadapi perang atau kesulitan, Alquran turun menguatkan Rasulullah dan kaum muslimin generasi pertama.
2. Sebagai tantangan dan mukjizat. Orang-orang musyrik yang berada dalam kesesatan tidak henti-hentinya berupaya melemahkan kaum muslimin. Mereka sering mengajukan pertanyaan yang aneh-aneh dengan maksud melemahkan kaum muslimin.
Pada saat itulah, kaum muslimin ditolong Allah dengan jawaban langsung dari-Nya melalui wahyu yang turun. Selain itu, Alquran juga menantang langsung orang-orang kafir untuk membuat sesuatu yang semisal dengan Alquran. Walaupun Alquran turun berangsur-angsur, tidak seluruhnya, toh mereka tidak mampu menjawab tantangan itu. Ini sekaligus menjadi bukti mukjizat Alquran yang tak tertandingi oleh siapapun.
3. Mempermudah dalam menghafal dan memahami. Dengan turunnya Alquran secara berangsur-angsur, maka para kaum muslimin menjadi lebih mudah menghafalkan dan memahaminya. Terlebih, ketika ayat itu turun dengan latar belakang peristiwa tertentu atau yang diistilahkan dengan asbabun nuzul, maka semakin kuatlah pemahaman para sahabat.
4. Relevan dengan penetapan hukum dan aplikasinya. Sayyid Quthb mengatakan bahwa para sahabatnya adalah generasi yang selalu mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Alquran. Karena dijuluki dengan Jailul Qur’ani Farid (generasi qur’ani yang unik).
Di antara hal yang memudahkan bersegeranya para sahabat dalam menjalankan perintah Alquran adalah karena Alquran turun secara bertahap. Perubahan terhadap kebiasaan atau budaya yang mengakar di masyarakat Arab pun dilakukan melalui tahapan hukum yang memungkinkan dilakukan karena turunnya Alquran secara berangsur-angsur ini.
Misalnya khamr, Ia tidak langsung diharamkan secara mutlak, tetapi melalui penahapan. Pertama, Alquran menyebut mudharatnya lebih besar dari manfaatnya (QS. 2 : 219). Kedua, Alquran melarang orang yang mabuk karena khamr dari salat (QS. 4 : 43). Dan yang ketiga baru diharamkan secara tegas (QS. 5 : 90-91)
5. Memperkuat keyakinan bahwa Alquran adalah benar dari Allah. Ketika Alquran turun berangsur-angsur dalam kurun lebih dari 22 tahun, kemudian menjadi rangkaian yang sangat cermat dan penuh makna, indah dan fasih gaya bahasanya, terjalin antara satu ayat dengan ayat lainnya bagaikan untaian mutiara, serta ketiadaan pertentangan di dalamnya, semakin menguatkan bahwa Alquran benar-benar kalam Ilahi, Zat yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji
Terimakasih, jawabannya sangat membantu
Tidak ada jawabannya
Ok mantap
Sangat membantu
Terimakasih jawabannya sangat membantu
Gaada jwbn nya