IBADAH.ID – Pasuruan. Komitmen atau kepedulian pemerintah daerah terhadap koperasi dinilai harus terus ditingkatkan.
Menurut Ketua BMT Sidogiri, KH Mahmud Ali Zain sebagaimana disampaikan dalam ruang kerjanya di BMT Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur, (16/9), gerakan pemerintah daerah sangat memberi warna terhadap perkembangan koperasi di Tanah Air. Hal tersebut berarti kepedulian mereka terhadap koperasi harus terus ditingkatkan agar koperasi di daerah itu bisa maju.
Menurutnya kembali yang paling penting agar koperasi bisa maju dan berkembang adalah pemerintah, baik pusat dan daerah betul-betul semangat untuk mengembangkan koperasi. “Jika pemerintahnya tidak pernah berbicara tentang pentingnya berkoperasi dalam meningkakan perekonomian nasional, bagaimana mungkin generasi milenial bisa tertarik untuk berkoperasi”, katanya.
Sekalipun demikian, Mahmud Ali mengakui bahwa dalam dua tahun terakhir ini, pemerintah pusat khususnya Kementerian Koperasi dan UKM semangat betul mendorong perkembangan dan perbaikan kinerja koperasi bahkan mengajak para kaum milenial untuk berkoperasi. Gerakkan dari Kementerian Koperasi dan UKM tersebut, di antaranya diantaranya menfasilitasi terbitnya Nomor Induk Koperasi (NIK), Standarisasi Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), dan menghapus koperasi-koperasi yang tidak aktif menjalankan fungsi dan perannya sesuai Undang-Undang Perkoperasian.
“Kami sangat mengapresiasi kebijakan Menteri Koperasi dan UKM saat ini (AAGN Puspayoga) yang berani menghapus koperasi-koperasi yang tidak aktif atau tidak menjalankan operasionalnya sesuai aturan. Menteri-menteri sebelumnya tidak berani, saya gak tau kenapa tidak berani,” ungkapnya.
Dengan dihapusnya koperasi-koperasi yang tidak baik, diharapkan ke depan koperasi yang masih ada akan semakin berkualitas, sehingga koperasi akan menjadi lembaga keuangan inklusif yang kompetitif. Dengan demikian diharapkan kaum melenial akan semakin tertarik untuk berkoperasi.
Khusus terkait kinerja BMT Sidogiri, Mahmud Ali menyatakan jika per akhir tahun 2017, total BMT UGT Sidogiri mencapai 2,4 triliun rupiah, dan hingga akhir tahun 2018 ditargetkan total asetnya mencapai 5 triliun rupiah. Guna mengejar target aset tersebut, BMT yang kini memiliki jumlah anggota sebanyak 16.647 orang itu, pihak pengurus akan meningkatkan jaringan pelayanan dan profesionalisme sumber daya manusianya. BMT UGT Sidogiri saat ini juga memilik jaringan kantor cabang yang tersebar di 49 provinsi.*