MADANINEWS.ID, JAKARTA – Sai adalah salah satu rukun umrah maupun haji yang harus dilaksanakan oleh setiap jemaah. Sai sendiri merupakan ritual berjalan kaki dan berlari-lari kecil dari Bukit Safa ke Bukit Marwah, pun sebaliknya sebanyak 7 kali.
Pada tempat yang ditandai ditandai pilar hijau (neon hijau), jamaah pria disunatkan untuk berlari-lari kecil, sedangkan wanita berjalan cepat.
Jarak perjalanan Sai untuk satu kali jalan (dari Bukit Safa ke Bukit Marwah) adalah 405 meter. Jadi tujuh kali perjalanan antara kedua bukit ini berarti sejauh 7 x 2 (bolak balik) x 405 meter = 2.835 meter.
Untuk menjaga kelancaran pergerakan jemaah, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah mengeluarkan pedoman untuk melakukan Sa’i. Pedoman bagi jamaah haji dan umrah ini untuk menjaga kedisiplinan selama melakukan Sa’i.
Pedoman ini juga dirancang untuk menumbuhkan persatuan dan koordinasi di antara jamaah dan untuk memastikan pengalaman yang harmonis. Adapun berikut pedoman dan aturan melaksanakan sa’i yang harus diperhatikan jemaah seperti dilansir dari laman media sosial X Kementerian Haji Umrah @MoHU_En:
1. Terus bergerak tanpa henti selama ritual Sa’i.
Jemaah disarankan untuk terus bergerak selama Sa’i, menghindari jeda. Hal ini menunjukkan dedikasi mereka yang tak tergoyahkan terhadap perjalanan suci dan menghindari masalah bagi jemaah di belakang mereka.
2. Sesuaikan kecepatan Anda dengan jemaah lain untuk menjaga kelancaran.
Kementerian Haji Umrah menekankan pentingnya menyesuaikan kecepatan dengan sesama jemaah. Dengan bergerak selaras dengan yang lain, jemaah melambangkan sifat kolektif iman mereka dan komitmen bersama mereka terhadap ritual haji dan umrah. Berlari di tempat yang sama dengan sesama jemaah akan mencegah terjadinya desakan dan kekacauan.
3. Bekerja sama dengan penyelenggara untuk memastikan kelancaran.
Kementerian mendorong kolaborasi aktif antara jamaah dan penyelenggara untuk memastikan pengalaman Sa’i yang lancar dan terkoordinasi. Ini melibatkan mengikuti instruksi, menghormati jalur yang ditentukan, dan berkontribusi pada suasana ketertiban. Dengan cara ini, jamaah haji dapat memainkan peran penting dalam menjaga disiplin selama Sa’i dan memastikan keselamatan sesama jamaah haji.
Sa’i adalah ritual yang mulia dan bermanfaat yang mengajarkan kita banyak nilai dan kebajikan, seperti keimanan, kesabaran, ketekunan, rasa syukur, dan ketergantungan kepada Allah. Dengan melaksanakan Sa’i, kita mengikuti jejak Hajar, dan kita menghormati warisan dan pengorbanannya. Kita juga mengungkapkan cinta dan kepatuhan kita kepada Allah, dan kita berharap agar Dia berkenan dan berkenan.
Sai adalah ritual napak tilas pengalaman serta penderitaan yang di alami oleh Siti Hajar, maka untuk lebih khidmat dan khusuk pelaksanaannya, maka para jamaah dianjurkan membayangkan derita dan kesulitan yang dialami oleh Siti Hajar ketika mencarikan air untuk anaknya Ismail yang ditinggal sang ayah Nabi Ibrahim yang mendapat perintah dari Allah.
TATA CARA MELAKSANAKAN SA’I
Agar ibadah haji yang dilakukan sah, Anda juga harus memahami apa saja syarat-syarat melakukan sa’i.
Berikut ini panduan melakukan ibadah Sa’i:
SYARAT MELAKUKAN SA’I
Mengacu pada buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah yang diterbitkan Kemenag, berikut ini beberapa syarat sa’i yang wajib diketahui saat ibadah haji.
-
Diawali dengan melakukan thawaf di Ka’bah terlebih dahulu.
-
Memulai sa’i dari bukit Shafa kemudian menuju bukit Marwah.
-
Sa’i dilakukan sebanyak 7 kali.
-
Sa’i dilakukan di tempat yang sudah disediakan.
CARA MELAKUKAN IBADAH SA’I
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sebelum melakukan ibadah Sa’i harus melakukan thawaf terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan sa’i.
Berikut ini tata caranya.
-
Sa’i dimulai dari bukit Marwah, yakni dengan mendaki.
-
Sa’i dilakukan sambil berdzikir dan juga berdoa.
-
Saat sampai di atas bukit Shafa, kemudian menghadap kiblat lalu berdzikir serta berdoa.
-
Sa’i dilakukan dengan berjalan kaki, namun jika tidak mampu karena udzur bisa menggunakan kursi roda atau skuter matik yang tersedia.
-
Saat melakukan Sa’i disunnahkan suci dari hadats.
-
Sa’i dilakukan sebanyak tujuh kali putaran, namun boleh diselingi dengan ibadah shalat sunnah.
-
Perjalanan dari Shafa ke Marwa dihitung satu putaran, dan perjalanan dari Marwah ke Shafa dihitung juga satu putaran.
-
Membaca dzikir dan doa sepanjang melaksanakan ibadah sa’i dan jangan lupa berhenti di atas bukit Shafa dan Marwah untuk berdoa dengan menghadap kiblat.
Setelah melaksanakan ibadah sa’i, maka jamaah melakukan tahallul, yakni mencukur rambut. Setelah itu, maka rukun haji pun bisa terpenuhi.