MADANINEWS.ID, JAKARTA – Perbankan syariah tanah air terus mencatatkan perbaikan kualitas kredit sepanjang tahun 2023. Hal ini tercermin dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencatat tren penurunan pada rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF).
Rasio NPF Bank Umum Syariah berada di level 2,24% per Oktober 2023, turun dari posisi 2,28% pada bulan sebelumnya, dan turun dari posisi 2,54% pada tahun sebelumnya.
Senada dengan rasio NPF Unit Usaha Syariah (UUS) yang juga menunjukkan tren perbaikan, di mana per Oktober 2023 rasio NPF UUS berada di level 2,03%. Posisi tersebut tidak bergeser dari bulan sebelumnya, dan tercatat menurun dari level 2,33% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sejumlah bank syariah juga membenarkan adanya perbaikan kualitas pembiayaan tersebut. PT Bank BCA Syariah misalnya, yang mencatat perbaikan rasio NPF sepanjang tahun 2023.
Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan, jika membandingkan posisi akhir tahun 2022, tren rasio NPF BCA Syariah sampai dengan akhir tahun 2023 terus mengalami perbaikan atau penurunan di mana pada akhir tahun 2023 NPF gross BCA Syariah tercatat berada di level 1,04%, membaik jika dibandingkan posisi periode tahun sebelumnya sebesar 1,42%.
“Perbaikan rasio NPF terjadi seiiring dengan semakin stabilnya perekonomian nasional yang terefleksi kepada perbaikan kualitas existing nasabah pembiayaan di BCA Syariah,” kata Pranata di Jakarta, Selasa (9/1).
Sementara itu untuk tahun ini, Pranata menyebut pihaknya akan tetap berupaya menjaga rasio NPF BCA Syariah pada posisi yang cukup aman dengan terus melakukan komunikasi yang baik kepada nasabah existing dan tetap menerapkan prinsip prudent banking practice dalam melakukan penyaluran pembiayaannya.
BCA syariah juga akan tetap fokus untuk meningkatkan segmen konsumer dengan fokus kepada produk pemilikan rumah (KPR) dan pemilikan emas, serta meningkatkan penyaluran segmen produktif untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Komersial.
Senada, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI juga berkomitmen untuk menjaga posisi rasio NPF di level yang sehat di tahun ini.
Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna mengatakan dengan menjalankan strategi pembiayaan yang tepat diharapkan rasio NPF akan jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Untuk itu pihaknya kini berfokus untuk menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat dan sustain serta memperbesar customer based.
BSI sendiri memproyeksikan seluruh lapangan usaha diprediksi tumbuh positif pada 2024, didorong oleh kuatnya konsumsi rumah tangga. Kondisi ini menurut Anton harus disikapi dengan baik untuk menghadapi peluang yang ada, yakni dengan fokus pada bisnis yang terbukti resilience dan memberikan profit yang baik bagi perseroan.
“BSI optimistis bahwa pembiayaan perbankan nasional diprediksi akan tumbuh 9-11% secara tahunan,” kata Anton.
Adapun saat ini Anton menyebut posisi kinerja keuangan Desember 2023 masih dalam proses finalisasi laporan keuangan dan proses audit. Namun berdasarkan data September 2023, NPF gross BSI berada pada posisi 2,21% membaik dari posisi sebelumnya.
Sementara itu UUS CIMB Niaga atau CIMB Niaga Syariah juga ikut mencatatkan perbaikan rasio NPF pada tahun lalu. Tercatat posisi rasio NPF CIMB Niaga Syariah per Desember 2023 berada di level 1,09% atau turun jika dibandingkan dengan posisi 1,28% pada Desember 2022.
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga, Niaga Pandji P. Djajanegara mengatakan tahun pihaknya telah mengatur stratgei agar rasio NPF tidak naik di tahun ini.
“Rasio NPF ditargetkan tidak naik, strateginya yakni dengan memperkuat risk culture hingga bekerja sama dengan sisi konventional dalam bersama-sama menawarkan produk ke nasabah (leveraging),” kata Pandji kepada Kontan.
Adapun di tahun ini, Pandji menuturkan CIMB Niaga Syariah akan berfokus pada segmen bisnis consumer dan Small Medium Enterprise (SME), serta menghindari financing berskala besar karena faktor persiapan spin off.