MADANINEWS.ID, JAKARTA — Presiden Indonesia Joko Widodo meminta Uni Emirat Arab menjadi mitra utama investasi Indonesia.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan Presiden Joko Widodo menyampaikan hal itu saat menerima kunjungan Menteri Urusan Perdagangan Luar Negeri UEA Thani bin Ahmed Al Zeyoudi di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Jumat.
Retno menambahkan kunjungan ini memberikan nilai strategis dan mencerminkan komitmen kedua negara untuk meningkatkan perdagangan dalam rangka pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Dalam pertemuan itu Presiden Joko Widodo, kata Retno, juga membahas mengenai perundingan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab (IUAE-CEPA) yang baru saja resmi dimulai pada Rabu.
Jokowi — sapaan akrab Joko Widodo — menurut Retno, berharap perundingan tersebut akan rampung dalam waktu kurang dari setahun.
“Sehingga dalam beberapa bulan ke depan akan dapat diperoleh hasil perundingan mencapai progres yang cukup signifikan,” jelas Retno dalam konferensi pers virtual pada Jumat.
Retno yang ikut dalam pertemuan tersebut menyatakan Presiden menganggap perdagangan kedua negara bisa ditingkatkan kembali dengan adanya IUAE-CEPA.
Saat ini, nilai perdagangan Indonesia dan Uni Emirat Arab mencapai USD2,9 miliar atau sekitar Rp2 triliun.
“Presiden mengharapkan paling tidak dapat dilakukan kenaikan perdagangan 2-3 kali lipatnya,” tambah dia.
Selain di bidang infrastruktur, Presiden jelas Retno juga mengharapkan investasi dari Uni Emirat Arab di bidang ketahanan kesehatan dan ekonomi hijau dan berkelanjutan.
Sebelumnya, Pada 2020, total perdagangan Indonesia-UEA tercatat sebesar USD2,93 miliar, turun 19, 94 persen dari tahun sebelumnya.
Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke UAE sebesar USD1,24 miliar sedangkan impor dari UEA sebesar USD1,68 miliar.
komoditas ekspor utama Indonesia ke UEA di antaranya adalah minyak kelapa sawit dan turunannya, perhiasan, pipa, mobil serta kain tenun dari benang filamen sintetis.
Sementara, komoditas impor dari UEA di antaranya produk setengah jadi dari besi atau baja bukan paduan, hidrokarbon asiklis, aluminium, koloid logam mulia.
Selain hubungan perdagangan, UEA juga merupakan investor dalam proyek pembangunan ibu kota baru.
Pada Maret lalu, UEA mengumumkan akan berinvestasi sebesar USD10 miliar ke ‘Sovereign Wealth Fund’ Indonesia atau Otoritas Investasi Indonesia (INA).
Investasi itu akan difokuskan ke dalam sejumlah proyek strategis infrastruktur Indonesia termasuk ibu kota baru di Kalimantan.