MADANINEWS.ID, JAKARTA – Program Penguatan Kompetensi Penceramah Agama terus bergulir. Setelah sebelumnya Provinsi Bengkulu menggelar program penguatan kompetensi bagi 200 penceramah yang terbagi dalam dua angkatan, kini giliran 100 dai di Wilayah Jawa Barat mengikuti program ini.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari pada 14 dan 15 Oktober 2020 di Kantor Wilayah Kemenag Jawa Barat, Kota Bandung, Jawa Barat. “Sebagai negara yang majemuk, tentu (Indonesia) memiliki potensi konflik. Untuk itulah Kemenag membutuhkan peran penceramah agama untuk menjaga kemajemukan itu,” kata Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin saat menyampaikan materi dalam kegiatan tersebut, Rabu (14/10).
Kamaruddin mengatakan penceramah dan Ormas Islam di Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga keragaman dan kestabilan dakwah di Indonesia. Negara, menurutnya, membutuhkan peran penceramah yang menyebarkan kesejukkan di tengah umat.
“Sinergi antara Kemenag, Ormas Islam, dan penceramah diperlukan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat dengan tetap berpaham pada Ahlusunnah wal Jamaah dengan Manhaj Wasatiyah,” ujarnya.
Selain itu, Guru Besar UIN Alauddin Makassar itu menambahkan, masjid dan musala mempunyai peran penting dalam perkembangan dakwah Islam yang ramah dan toleran di Indonesia. Untuk itu, ia mengingatkan perlunya menjaga masjid dari pengaruh paham ekstrim dalam beragama.
Program Penguatan Kompetensi Penceramah Agama ini akan dilaksanakan hingga akhir tahun 2020 dengan menargetkan total 8.200 peserta di seluruh provinsi Indonesia. 200 peserta telah mengikuti Penguatan Kompetensi di tingkat pusat. Sementara 8.000 lainnya akan mengikuti Penguatan Kompetensi yang diselenggarakan Kanwil Kemenag Provinsi.