MADANINEWS.ID, ISTANBUL– Setelah salat Jumat pertama (24/7) dilangsungkan di Hagia Sophia pasca pengumuman resmi yang mengubah fungsi tempat itu sebagai masjid, pada Minggu pagi (26/7) ratusan orang melaksanakan salat Subuh pertama di lokasi yang sama.
Menurut kantor berita Anadolu, sebagian besar jemaah salat Subuh itu telah menginap sejak malam. Di antara jemaah itu tampak Gubernur Istanbul Ali Yerlikaya.
Dengan mengesampingkan kecaman masyarakat internasional, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan awal Juli lalu mengeluarkan dekrit yang mengembalikan bangunan ikonik itu sebagai masjid, tak lama setelah pengadilan tinggi Turki memutuskan bahwa 80 tahun lalu Hagia Sophia telah secara ilegal dijadikan sebagai museum.
Hagia Sophia adalah salah satu tujuan wisata utama di Turki baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara. Bangunan ini berfungsi sebagai gereja selama 916 tahun sampai penaklukan Istanbul, dan berubah menjadi masjid dari tahun 1453 hingga 1934 – hampir setengah abad.
Pada 1985, ketika masih berfungsi sebagai museum, Hagia Sophia masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO. Sejak saat itu namanya diganti menjadi “Masjid Raya Hagia Sophia.”
Hagia Sophia yang dibangun oleh Kekaisaran Bizantium pada 537, diubah menjadi masjid pasca penakhlukan Istanbul oleh Kekaisaran Ottoman pada tahun 1453.
Mustafa Kemal Ataturk, bapak bangsa republik Turki yang sekular, pada tahun 1934 mengubah masjid itu menjadi museum. Erdogan menggambarkan perubahan oleh Ataturk itu sebagai kesalahan yang kini diperbaiki.
Turki telah bertekad akan melindungi artefak-artefak Hagia Sophia dan mengatakan akan tetap membuka kawasan itu untuk dikunjungi oleh warga Muslim dan non-Muslim di luar jam salat.
Mosaik struktur Hagia Sophia yang menggambarkan tokoh-tokoh Kristen ditutupi dengan kain putih seperti layar ketika berlangsung salat.
Pada 10 Juli, pengadilan Turki membatalkan dekrit Kabinet 1934 yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum, membuka jalan untuk digunakan kembali sebagai masjid setelah jeda 86 tahun.
Kemudian, pada 16 Juli, Direktorat Urusan Agama Turki menandatangani protokol kerja sama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk mengelola Hagia Sophia setelah dikonversi menjadi masjid.
Di bawah protokol itu, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan mengawasi proyek restorasi dan konservasi, sementara Direktorat Urusan Agama akan mengawasi kegiatan keagamaan di masjid tersebut.
Bangunan megah warisan berbagai peradaban itu juga akan dibuka untuk wisatawan domestik dan mancanegara secara gratis.