MADANINEWS.ID, JAKARTA — Ibadah haji adalah ibadah yang bisa dilakukan setahun sekali, yang merupakan rukun Islam kelima setelah syahadat, salat, zakat, dan puasa Ramadan. Setiap orang yang beragama Islam tentu ingin menyempurnakan hidupnya dengan menunaikan ibadah haji.
Namun pada kenyataanya tidak semua orang bisa menunaikannya, hanya orang-orang yang mampu secara material, fisik, dan keilmuan yang bisa bermalam di Mina pada tanggal 8 Dzulhijjah, wukuf di padang Arafah di 9 Dzulhijjah, serta melempar jumroh di 10 Dzulhijjah. Yang demikian berdasarkan rujukan pada QS Ali Imran ayat 97:
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah
Kutipan ayat di atas menjelaskan bahwa haji adalah kewajiban setiap Muslim yang mampu. Namun bukan berarti kemampuan itu akan hadir dengan sendirinya. Perlu ikhtiar dan persiapan yang matang bagi siapa saja yang mengidamkan ibadah haji. Ibadah haji adalah ibadah yang membutuhkan biaya besar serta membutuhkan fisik yang kuat. Fisik yang kuat ini tidak hanya dibutuhkan saat pelaksanaan ibadah haji namun, saat mengikhtiarkannya juga.
Mungkin sebagian mereka yang berpenghasilan pas-pasan atau tidak memungkinkan untuk berangkat haji bisa pergi ke Baitullah dengan usahanya sendiri. Salah satunya dengan bukti kerja keras yang didorong dengan doa. Sebaliknya, ada juga orang yang penghasilannya berkecukupan, tapi masih belum menunaikan ibadah haji. Di sinilah kita bisa melihat bahwa ibadah haji memang butuh niat dan usaha untuk mencapainya.
Untuk mereka yang sedang berjuang demi keinginannya untuk menunaikan ibadah haji, ada sejumlah amalan yang bisa dilaksanakan.
Syaikh Ahmad Qusyairi rahimahullah menukilkan shighat shalawat dalam kitabnya al-Wasiilatul Hariyyah Fi Al-Shalawati ‘ala khairil Bariyyah.
Disebutkan bahwa agar cepat dapat menunaikan ibadah haji maka umat muslim dianjurkan mengamalkan bacaan shalawat ini. Beliau menyebut sholawat ini dengan Sholawat Hajjiyah. Berikut bunyi sholawat tersebut:
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُبَلِّغُنَا بِهَا حَجَّ بَيْتِكَ الْحَرَامِ وَزِيَارَةَ قَبْرِ نَبِيِّكَ عَلَيْهِ أَفْضْلُ الصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ فِيْ لُطْفٍ وَعَافِيَةٍ وَسَلَامَةٍ وَبُلُوْغِ الْمَرَامِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهٖ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ.
(Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin tuballighunaa bihaa hajja baitikal haraam wa ziyaarata qabri nabiyyika alaihi afdhalus shalaatu was salaamu fi luthfin wa ‘aafiyatin wa salaamatin wa bulughil maraam wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa barik wa sallim).
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas junjungan kami Muhammad dengan berkah shalawat yang dapat menyampaikan kami dengannya untuk berkunjung ke rumah Mu yang mulia dan mengunjungi makam nabi-Mu, atasnya shalawat dan salam yang paling utama dalam kelembutan, sehat, selamat, dan tercapai cita-citanya, serta berkahilah dan salam untuk keluarganya dan sahabat-sahabatnya,”.
Selain mengamalkan sholawat tersebut, ada baiknya kita menambahkannya dengan doa dimudahkan pergi haji yang bunyinya sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ الرْزُقْنَا زِيَارَةَ بَيْتِكَ اَلْمُعَظَّمْ وَرَسُوْلِكَ اَلْمُكَرَّمْ فِى هَذَا الْعَامْ وَفِى كُلِّ عَامْ بِاَحْسَنِالْحَالْ
Artinya : “Ya Allah, Berilah karunia-Mu untuk mengunjungi rumah-Mu yang agung dan RosuMu yang mulia, di tahun ini dan setiap tahun, dengan keadaan sebaik-baiknya,”.
Sholawat dan doa tersebut bisa diamalkan kapan saja, utamanya dibaca setelah menunaikan sholat lima waktu. Semoga Allah subhanahu wata’ala berkenan mengijabah doa kita agar dapat segera menunaikan ibadah haji sebagai pelengkap rukun Islam.
Amalan lainnya seperti dalam Al Qur’an terdapat doa yang bisa membantu mereka agar terealisasi menyempurnakan rukun Islam yang kelima. Doa tersebut adalah sebagai berikut:
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Rabbana taqabbal minna innaka anta sami’ul alim rabbana waj’alna muslimaini laka wamin zurriyatina ummatam muslimatan laka wa’arina manasikana wa tub’alaina innaka anta tawwabur rahim
Ya Tuhan kami semoga Engkau menerima (amalan ibadah kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui