MADANINEWS.ID, JAKARTA — Siang dan malam di hari Jumat memiliki keistimewaan, keagungan, dan keutamaan yang melebihi hari-hari lain. Rasulullah saw bersabda, “Saat malam dan siang hari Jumat selama dua puluh empat jam dan di setiap jamnya, Allah akan membebaskan 600 ribu orang dari siksa api neraka.”
Juga pernah (pada kesempatan yang lain), beliau berkata :
“Hari Jumat memiliki hak dan keutamaan yang agung. Karena itu, janganlah kau sia-siakan keistimewaannya, janganlah bermalas-malas menjalankan ibadah pada hari itu, dekatkanlah dirimu kepada Allah dengan amal saleh, dan tinggalkanlah segala yang diharamkan oleh-Nya. Karena Ia akan melipatgandakan pahala ketaatan, menghapus siksa dari setiap dosa, dan meninggikan kedudukan mukminin di dunia dan akhirat. Malam harinya memiliki keutamaan seperti siang harinya. Jika engkau mampu, dirikanlah shalat dan panjatkanlah doa pada malam itu hingga waktu Subuh tiba. Sesungguhnya Allah—pada malam itu—menurunkan para malaikat langit pertama demi menambah kemuliaan mukminin dengan melipat-gandakan kebaikan dan menghapus dosa-dosa mereka. Allah adalah Maha Dermawan dan luas anugerah-Nya.”
Diriwayatkan bahwa Imam Muhammad Baqir as berkata, “Allah Swt akan memerintahkan seorang malaikat di setiap malam Jumat dari atas ‘Arsy untuk berseru dari permulaan hingga akhir malam atas nama-Nya. Malaikat itu berkata, ‘Adakah seorang mukmin yang memohon kepada-Ku sebelum waktu Subuh tiba untuk kepentingan dunia dan akhiratnya, niscaya Kukabulkan seruannya? Adakah seorang mukmin yang bertaubat dari dosanya sebelum waktu Subuh tiba, niscaya Kuterima taubatnya? Adakah seorang mukmin yang telah Kusempitkan rezekinya, kemudian ia memohon kepada-Ku demi kelapangan rezekinya sebelum waktu Subuh tiba, niscaya Kulapangkan rezekinya. Adakah hamba mukmin yang sedang sakit, kemudian ia menyeru-Ku demi kesembuhannya sebelum waktu Subuh tiba, niscaya Kusembuhkan penyakitnya? Adakah seorang mukmin yang sedang dilanda kesedihan di dalam penjara, kemudian ia berdoa kepada-Ku demi kebebasannya dari penjara dan kesedihannya itu sebelum waktu Subuh tiba, niscaya Kukabulkan doanya itu? Adakah seorang mukmin yang terzalimi, kemudian ia memohon kepada-Ku supaya terbebas dari kelaliman orang yang menzaliminya sebelum waktu Subuh tiba, niscaya Kubalaskan dendamnya dan mengembalikan haknya kepadanya?’ Malaikat itu terus melantunkan seruannya hingga waktu Subuh tiba.”
Diriwayatkan bahwa Amirul Mukminin Ali bin ABi Thalib as berkata, “Allah Swt telah memilih hari Jumat di antara hari-hari yang ada, menjadikan siang harinya sebagai hari raya, dan malamnya seperti siang harinya.”
Amalan-amalan di Malam Jumat
Amalan malam Jumat (Kamis malam) sangat banyak macamnya, berikut diantaranya:
Pertama, banyak membaca subhânallâhi wal hamdulillâhi wa lâ ilâha illâhu wallâhu akbar dan shalawat (Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad).
Dalam sebuah hadis disebutkan, “Malam Jumat berlimpah cahaya dan siang harinya terang-benderang (oleh cahaya spiritual). Perbanyaklah membaca subhânallâhi wal hamdulillâhi wa lâ ilâha illâhu wallâhu akbar dan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya.”
Sementara shalawat yang harus dibaca di malam ini minimal 100 kali. Jika lebih banyak dari itu, maka lebih baik. Adapun waktu membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw dan keluarga beliau as disunahkan setelah melaksanakan shalat Ashar pada hari Kamis hingga akhir hari Jumat. Adapun Bacaan shalawat yang disunahkan antara lain:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ عَجِّلْ فَرَجَهُمْ وَ أَهْلِكْ عَدُوَّهُمْ مِنَ الْجِنِّ وَ الْإِنْسِ مِنَ الْأَوَّلِيْنَ وَ الْآخِرِيْنَ
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, segerakanlah kemunculan mereka, dan musnahkanlah musuh-musuh mereka, dari jin maupun manusia, dari makhluk-makhluk terdahulu hingga sekarang
Dianjurkan juga di Kamis sore untuk membaca istighfar berikut ini:
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ تَوْبَةَ عَبْدٍ خَاضِعٍ مِسْكِيْنٍ مُسْتَكِيْنٍ لاَ يَسْتَطِيْعُ لِنَفْسِهِ صَرْفًا وَ لاَ عَدْلاً وَ لاَ نَفْعًا وَ لاَ ضَرًّا وَ لاَ حَيَاةً وَ لاَ مَوْتًا وَ لاَ نُشُوْرًا وَ صَلَّى اللَّهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عِتْرَتِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ الْأَخْيَارِ الْأَبْرَارِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا
Aku mohon ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Zat Yang Mahahidup dan Mahategar, dan aku bertaubat kepada-Nya, taubat seorang hamba yang hina, papa dan lemah, tidak mampu menepis (kejelekan) dari dirinya, berbuat adil (untuk dirinya), (mendatangkan) keuntungan dan bahaya, kehidupan dan kematian (bagi dirinya), serta (menyelamatkan dirinya) pada hari kebangkitan, semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan kesejahteraan atas Muhammad dan keluarganya yang suci.
Kedua, membaca surah-surah al-Quran berikut ini: Bani Israil (al-Isrâ), al-Kahfi, al-Qashah, an-Naml, asy-Syu’arâ
, Alif Lâm Mîm Sajdah, Yâsîn, Shâd, al-Ahqâf, al-Wâqi’ah, Hâ` Mîm Sajdah, ad-Dukhân, ath-Thûr, al-Qamar, dan al-Jumu’ah. Membaca surah-surah tersebut memiliki faedah dan pahala yang tak terhingga. Jika kesempatan tidak mengizinkan, dianjurkan untuk membaca surah al-Wâqi’ah dan surah-surah yang telah disebutkan pada urutan sebelumnya (di atas).
Imam al-Ghazali salah satunya. Dalam kitab Bidayatul Hidayah-nya, Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa dianjurkan membaca beberapa surat pada malam hari jumat.
ويستحب في هذا اليوم أو في ليلته أن يصلى أربع ركعات بأربع سور: سورة الانعام، والكهف، وطه، ويس، فإن لم تقدر فسورة يس والدخان، و (الم) السجدة، وسورة الملك.
“Disunnahkan pada hari jumat atau pada malamnya, untuk melakukan shalat empat rakaat dengan membaca surat-surat berikut: Surat al-An’am, al-Kahf, Taha dan surat Yaasin. Jika tidak mampu maka bisa hanya dengan membaca surat Yasin dan ad-Dukhan, alif laam mimm as-Sajadah dan surat al-Mulk”
Dalam sebuah hadis disebutkan, “Sesiapa membaca surah al-Jumu’ah di setiap malam Jumat, maka surah itu akan menjadi kaffârah (penjamin)-nya hingga hari Jumat berikutnya (tiba).” Keutamaan ini juga akan diberikan kepada orang yang membaca surah al-Kahfi di setiap malam Jumat. Begitu juga, jika ia membacanya setelah shalat Zhuhur dan Ashar pada hari Jumat.
Ketiga, membaca surah al-Jumu’ah pada rakaat pertama shalat Maghrib dan Isya, membaca membaca surah al-Ikhlâsh pada rakaat kedua shalat Maghrib, dan surah al-A’lâ pada rakaat kedua shalat Isya.
Keempat, meninggalkan pembacaan sya’ir. Dalam sebuah hadis sahih Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Dimakruhkan membaca syair bagi orang yang sedang berpuasa, sedang menjalankan ihram, di daerah Haram, pada malam Jumat, dan di malam hari.” Perawi bertanya, “Meskipun syair yang mengandung kebenaran?” “Meskipun syair yang mengandung kebenaran!” jawab beliau.
Dalam sebuah hadis mu’tabar diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesiapa membaca syair di malam atau siang hari Jumat, pada hari itu, ia tidak akan mendapatkan pahala kecuali kelelahan membacanya.” Dalam sebuah hadis mu’tabar yang lain, “Pada hari itu, shalatnya tidak akan dikabulkan.”
Kelima, memperbanyak doa untuk seluruh mukminin seperti yang sering dilakukan oleh Sayidah Fathimah Zahra as. Dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa sesiapa memintakan ampun untuk sepuluh orang saudara seimannya, ia pasti mendapatkan surga.
Keenam, membaca doa-doa yang telah dianjurkan untuk dibaca pada malam itu. Doa-doa itu tak terhingga jumlahnya, dan aku akan menyebutkan sebagiannya saja.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesiapa membaca doa berikut ini di malam atau siang hari Jumat 7 kali, jika ia meninggal dunia pada malam atau siang hari itu, niscaya akan masuk surga.” Doa itu adalah sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَ أَنَا عَبْدُكَ وَ ابْنُ أَمَتِكَ وَ فِيْ قَبْضَتِكَ وَ نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ،
Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau, Engkau telah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu, putra sahaya-Mu, berada di genggaman (kekuasaan)-Mu, dan ubun-ubunku berada pada genggaman tangan-Mu,
أَمْسَيْتُ عَلَى عَهْدِكَ وَ وَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ بِنِعْمَتِكَ (بِعَمَلِي) وَ أَبُوْءُ بِذَنْبِيْ (بِذُنُوْبِيْ) فَاغْفِرْ لِيْ ذُنُوْبِيْ إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Aku memasuki malam ini (dengan memegang teguh) janji-Mu semampuku, aku berlindung kepada ridha-Mu dari keburukan (akibat) perilakuku, karunia-Mu selalu tercurahkan atas diriku, sedangkan aku senantiasa bergelimang lumpur dosa, maka ampunilah dosa-dosaku, karena tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.
Syekh Thusi, Sayid Ibnu Thawus (pengarang kitab Iqbâl al-‘Amal), Kaf’ami, dan Sayid Ibnu Baqi berkata, “Disunnahkan membaca doa berikut ini di malam dan siang hari Jumat dan Arafah.” Aku nukilkan doa tersebut dari kitab al-Mishbâh, karya Syekh Thusi ra sebagai berikut ini:
اَللَّهُمَّ مَنْ تَعَبَّأَ وَ تَهَيَّأَ وَ أَعَدَّ وَ اسْتَعَدَّ لِوِفَادَةٍ إِلَى مَخْلُوْقٍ رَجَاءَ رِفْدِهِ وَ طَلَبَ نَائِلِهِ وَ جَائِزَتِهِ فَإِلَيْكَ يَا رَبِّ تَعْبِيَتِيْ وَ اسْتِعْدَادِيْ رَجَاءَ عَفْوِكَ وَ طَلَبَ نَائِلِكَ وَ جَائِزَتِكَ، فَلاَ تُخَيِّبْ دُعَائِيْ يَا مَنْ لاَ يَخِيْبُ عَلَيْهِ سَائِلٌ (السَّائِلُ) وَ لاَ يَنْقُصُهُ نَائِلٌ، فَإِنِّيْ لَمْ آتِكَ ثِقَةً بِعَمَلٍ صَالِحٍ عَمِلْتُهُ وَ لاَ لِوِفَادَةِ مَخْلُوْقٍ رَجَوْتُهُ، أَتَيْتُكَ مُقِرًّا عَلَى نَفْسِيْ بِالْإِسَاءَةِ وَ الظُّلْمِ مُعْتَرِفًا بِأَنْ لاَ حُجَّةَ لِيْ وَ لاَ عُذْرَ، أَتَيْتُكَ أَرْجُوْ عَظِيْمَ عَفْوِكَ الَّذِيْ عَفَوْتَ بِهِ عَنِ الْخَاطِئِيْنَ (الْخَطَّائِينَ)، فَلَمْ يَمْنَعْكَ طُوْلُ عُكُوْفِهِمْ عَلَى عَظِيْمِ الْجُرْمِ أَنْ عُدْتَ عَلَيْهِمْ بِالرَّحْمَةِ، فَيَا مَنْ رَحْمَتُهُ وَاسِعَةٌ وَ عَفْوُهُ عَظِيْمٌ، يَا عَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ، لاَ يَرُدُّ غَضَبَكَ حِلْمُكَ وَ لاَ يُنْجِيْ مِنْ سَخَطِكَ إِلاَّ التَّضَرُّعُ إِلَيْكَ، فَهَبْ لِيْ يَا إِلَهِيْ فَرَجًا بِالْقُدْرَةِ الَّتِيْ تُحْيِيْ بِهَا مَيْتَ الْبِلاَدِ وَ لاَ تُهْلِكْنِيْ غَمًّا حَتَّى تَسْتَجِيْبَ لِيْ وَ تُعَرِّفَنِي الْإِجَابَةَ فِيْ دُعَائِيْ وَ أَذِقْنِيْ طَعْمَ الْعَافِيَةِ إِلَى مُنْتَهَى أَجَلِيْ، وَ لاَ تُشْمِتْ بِيْ عَدُوِّيْ، وَ لاَ تُسَلِّطْهُ عَلَيَّ، وَ لاَ تُمَكِّنْهُ مِنْ عُنُقِيْ،
Ya Allah, ketika seseorang rela mengorbankan (waktu dan harga dirinya) serta mempersiapkan (segala sesuatu) untuk menjumpai sesamanya demi mengharapkan pemberian, anugerah, dan hadiah, maka (kini) aku rela (memngorbankan waktu dan harga diriku untuk menjumpai)-Mu demi mengharapkan ampunan, anugerah, dan hadiah-Mu, maka janganlah Kau sia-siakan doaku, Wahai Zat yang tidak pernah menyia-nyiakan peminta-Nya, curahan anugerah-Nya (kepada makhluk) takkan mengurangi (keagungan)-Nya. (Ya Allah), aku tidak datang (menghadap)-Mu dengan mengandalkan amal saleh yang pernah kukerjakan, dan tidak juga karena mengharap kepada (sesamaku); Aku datang kepada-Mu karena aku mengakui telah berbuat buruk dan zalim atas diriku sendiri, karena aku mengakui bahwa aku tidak memiliki alasan (atas perbuatan dosaku); aku datang kepada-Mu karena mengharapkan besarnya ampunan-Mu yang karenanya Kauampuni para pelaku kesalahan, panjangnya masa mereka berbuat dosa tidak mencegah-Mu untuk mencurahkan rahmat kepada mereka, wahai Zat yang rahmat-Nya luas dan ampunannya besar, Wahai Zat Yang Mahaagung, wahai Zat Yang Mahaagung, wahai Zat Yang Mahaagung, hanya lautan kesabaran-Mu yang mampu memadamkan api kemurkaan-Mu, hanya bersimpuh di haribaan-Mu yang mampu menyelamatkan(ku). Wahai Sembahanku, anugerahkanlah kepadaku kebangkitan dengan kekuatan-Mu yang mampu menghidupkan negeri-negeri yang mati, jangan Kaucelakakan aku karena kesedihan (yang menimpaku karena tidak terkabulkannya doaku) sehingga Engkau mengabulkannya dan menunjukkan hal itu kepadaku, hadirkan kepadaku kesehatan (dan keselamatan) hingga penghujung ajalku, jangan Kaubahagiakan musuhku karena (ulah)ku, dan jangan Kaujadikan ia berkuasa atas diriku.
اَللَّهُمَّ (إِلَهِيْ) إِنْ وَضَعْتَنِيْ فَمَنْ ذَا الَّذِيْ يَرْفَعُنِيْ، وَ إِنْ رَفَعْتَنِيْ فَمَنْ ذَا الَّذِيْ يَضَعُنِيْ وَ إِنْ أَهْلَكْتَنِيْ فَمَنْ ذَا الَّذِيْ يَعْرِضُ لَكَ فِيْ عَبْدِكَ أَوْ يَسْأَلُكَ عَنْ أَمْرِهِ، وَ قَدْ عَلِمْتُ أَنَّهُ لَيْسَ فِيْ حُكْمِكَ ظُلْمٌ وَ لاَ فِيْ نَقِمَتِكَ عَجَلَةٌ، وَ إِنَّمَا يَعْجَلُ مَنْ يَخَافُ الْفَوْتَ وَ إِنَّمَا يَحْتَاجُ إِلَى الظُّلْمِ الضَّعِيْفُ وَ قَدْ تَعَالَيْتَ يَا إِلَهِيْ عَنْ ذَلِكَ عُلُوّا كَبِيْرًا.
Ya Allah, jika Engkau menghinakanku, maka siapakah yang mampu mengangkat (martabat)ku. Jika Engkau mengangkat (martabat)ku, maka siapakah yang mampu menghinakanku. Jika Engkau mencelakakanku, maka siapakah yang berani memprotes tindakan-Mu terhadap hamba-Mu atau meragukan-Mu untuk urusannya, sedangkan aku tahu bahwa tiada kezaliman dalam ketentuan-Mu dan tiada ketergesa-gesaan dalam pembalasan-Mu; hanya orang yang takut tertinggal waktu yang tergesa-gesa dan hanya orang lemah yang merasa perlu (menggunakan tindak) kezaliman, dan Engkau, wahai Sembahanku, telah tersucikan dari itu semua,
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ فَأَعِذْنِيْ وَ أَسْتَجِيْرُ بِكَ فَأَجِرْنِيْ وَ أَسْتَرْزِقُكَ فَارْزُقْنِيْ وَ أَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ فَاكْفِنِيْ، وَ أَسْتَنْصِرُكَ عَلَى عَدُوِّيْ (عَدُوِّكَ) فَانْصُرْنِيْ وَ أَسْتَعِيْنُ بِكَ فَأَعِنِّيْ وَ أَسْتَغْفِرُكَ يَا إِلَهِيْ فَاغْفِرْ لِيْ، آمِيْنَ آمِيْنَ آمِيْنَ
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, maka lindungilah aku; aku meminta jaminan keamanan kepada-Mu, maka kabulkanlah; aku mohon rezeki kepada-Mu, maka anugerahkanlah kepadaku; aku berpasrah diri kepada-Mu, maka cukupilah aku; aku mohon pertolongan kepada-Mu atas musuhku, maka tolonglah aku; aku mohon bantuan kepada-Mu, maka bantulah aku; dan aku mohon ampun kepada-Mu, Wahai Sembahanku, maka ampunilah aku, amin, Amin, Amin.
Ketujuh, membaca doa berikut ini 10 kali.
يَا دَائِمَ الْفَضْلِ عََلََى الْبَرِيَّةِ، يَا بَاسِطَ الْيَدَيْنِ بِالْعَطِيَّةِ، يَا صَاحِبَ الْمَوَاهِبِ السَّنِيَّةِ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ خَيْرِ الْوَرَى سَجِيَّةً، وَ اغْفِرْ لَنَا يَا ذَا الْعُلَى فِيْ هَذِهِ الْعَشِيَّةِ
Wahai Zat yang anugerah-Nya selalu tercurahkan atas makhluk(-Nya), wahai Zat yang tangan-Nya selalu terbentang dengan pemberian, wahai Zat pemilik anugerah yang agung. Limpahkanlah shalawat(-Mu) kepada Muhammad dan keluarganya, makhluk terbaik perangainya, dan ampunilah aku di malam ini, wahai Zat Yang Maha Tinggi.
Syekh Thusi ra dan Sayid Ibnu Thawud serta yang lain menyebutkan doa berikut ini seraya berkata, “Disunnahkan membacanya di waktu sahar (dini hari) malam Jumat.”
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ هَبْ لِيَ الْغَدَاةَ رِضَاكَ وَ أَسْكِنْ قَلْبِيْ خَوْفَكَ وَ اقْطَعْهُ عَمَّنْ سِوَاكَ حَتَّى لاَ أَرْجُوَ وَ لاَ أَخَافَ إِلاَّ إِيَّاكَ،
Ya Allah, curahkanlah shalawat(-Mu) kepada Muhammad dan keluarganya, anugerahkanlah ridha-Mu kepadaku di pagi ini, semayamkanlah di hatiku rasa takut kepada-Mu, putuskanlah harapannya dari selain-Mu sehingga aku tidak berharap dan takut kecuali kepada-Mu,
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ هَبْ لِيْ ثَبَاتَ الْيَقِيْنِ وَ مَحْضَ الْإِخْلاَصِ وَ شَرَفَ التَّوْحِيْدِ وَ دَوَامَ الْإِسْتِقَامَةِ وَ مَعْدِنَ الصَّبْرِ وَ الرِّضَا بِالْقَضَاءِ وَ الْقَدَرِ،
Ya Allah, limpahkanlah shalawat(-Mu) kepada Muhammad dan keluarganya, anugerahkanlah kepadaku keyakinan yang tegar, keikhlasan yang murni, kemuliaan tauhid, istikamah yang langgeng, kesabaran, dan kepasrahan atas qadha` dan qadar,
يَا قَاضِيَ حَوَائِجِ السَّائِلِيْنَ يَا مَنْ يَعْلَمُ مَا فِيْ ضَمِيْرِ الصَّامِتِيْنَ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ اسْتَجِبْ دُعَائِيْ وَ اغْفِرْ ذَنْبِيْ وَ أَوْسِعْ رِزْقِيْ وَ اقْضِ حَوَائِجِيْ فِيْ نَفْسِيْ وَ إِخْوَانِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَ أَهْلِيْ،
Wahai Zat yang mampu memenuhi kebutuhan para peminta(-Nya) dan mengetahui segala yang tersimpan di hati orang-orang yang diam (tak berbicara), curahkanlah shalawat(-Mu) kepada Muhammad dan keluarganya, kabulkanlah doaku, ampunilah dosaku, lapangkanlah rezekiku, penuhilah seluruh kebutuhanku, (baik yang berhubungan dengan) diriku, saudara-saudaraku seagama, maupun keluargaku,
إِلَهِيْ طُمُوْحُ الْآمَالِ قَدْ خَابَتْ إِلاَّ لَدَيْكَ وَ مَعَاكِفُ الْهِمَمِ قَدْ تَعَطَّلَتْ إِلاَّ عَلَيْكَ وَ مَذَاهِبُ الْعُقُوْلِ قَدْ سَمَتْ إِلاَّ إِلَيْكَ، فَأَنْتَ الرَّجَاءُ وَ إِلَيْكَ الْمُلْتَجَأُ يَا أَكْرَمَ مَقْصُوْدٍ وَ أَجْوَدَ مَسْؤُوْلٍ، هَرَبْتُ إِلَيْكَ بِنَفْسِيْ
Wahai Sembahanku, semua titik harapan telah sirna kecuali (yang berada) di haribaan-Mu, semua semangat telah luntur kecuali (yang bergantung) kepada-Mu, dan semua jalan akal telah tertutup kecuali (yang menuju) ke hadirat-Mu, Engkau adalah satu-satunya harapan dan Engkaulah tempat pelarian, wahai Zat termulia yang diharapkan (oleh setiap makhluk) dan Zat paling dermawan yang patut dimohon, aku lari kepada-Mu,
يَا مَلْجَأَ الْهَارِبِيْنَ بِأَثْقَالِ الذُّنُوبِ أَحْمِلُهَا عَلَى ظَهْرِيْ، لاَ أَجِدُ لِيْ إِلَيْكَ شَافِعًا سِوَى مَعْرِفَتِيْ بِأَنَّكَ أَقْرَبُ مَنْ رَجَاهُ الطَّالِبُوْنَ وَ أَمَّلَ مَا لَدَيْهِ الرَّاغِبُْونَ، يَا مَنْ فَتَقَ الْعُقُوْلَ بِمَعْرِفَتِهِ وَ أَطْلَقَ الْأَلْسُنَ بِحَمْدِهِ وَ جَعَلَ مَا امْتَنَّ بِهِ عَلَى عِبَادِهِ فِيْ كِفَاءٍ لِتَأْدِيَةِ حَقِّهِ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ لاَ تَجْعَلْ لِلشَّيْطَانِ عَلَى عَقْلِي سَبِيْلاً وَ لاَ لِلْبَاطِلِ عَلَى عَمَلِيْ دَلِيْلاً
Wahai tempat perlindungan orang-orang yang melarikan diri (dari dosa), dengan memikul beban dosa di punggungku, aku tidak menemukan syafaat di hadapan-Mu kecuali aku tahu bahwa Engkau adalah Zat terdekat yang diharapkan oleh para pengharap dan para perindu yang mengharapkan kebaikan di sisi-Nya, wahai Zat yang membuka akal-akal manusia dengan cahaya makrifat-Nya, membuka lidah-lidahnya dengan pujian kepada diri-Nya, dan membentangluaskan anugerah-Nya di hadapan hamba-hamba-Nya secara cukup supaya mereka dapat memenuhi hak-Nya, curahkanlah shalawat(-Mu) kepada Muhammad dan keluarganya, jangan Kau berikan jalan kepada setan untuk menembus akalku, dan jangan Kau jadikan kebatilan sebagai penunjuk jalan bagi perilakuku.
Ketika pagi hari Jumat tiba, bacalah doa berikut ini:
أَصْبَحْتُ فِيْ ذِمَّةِ اللَّهِ وَ ذِمَّةِ مَلاَئِكَتِهِ وَ ذِمَمِ أَنْبِيَائِهِ وَ رُسُلِهِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ وَ ذِمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ ذِمَمِ الْأَوْصِيَاءِ مِنْ آلِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ آمَنْتُ بِسِرِّ آلِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ وَ عَلاَنِيَتِهِمْ وَ ظَاهِرِهِمْ وَ بَاطِنِهِمْ، وَ أَشْهَدُ أَنَّهُمْ فِيْ عِلْمِ اللَّهِ وَ طَاعَتِهِ كَمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ
Aku memasuki pagi ini di bawah lindungan (jaminan) Allah, para malaikat, nabi, dan rasul-Nya, serta di bawah lindungan (jaminan) Muhammad saw dan para washî dari keturunannya as, aku beriman kepada apa yang tersimpan dan yang tampak (dari) keluarga Muhammad as; lahir dan batin mereka, dan bersaksi bahwa mereka (berada dalam naungan) ilmu Allah dan taat kepada-Nya sebagaimana Muhammad saw.
Sumber; Kitab Mafatih Al-Jinan karya Syekh Abbas Al-Qummi Bab Pertama pasal Keempat